Kab.Indramayu, PN
Dinilai banyak kejanggalan saat penghitungan suara di TPS, ribuan pendukung salahsatu pasangan calon mengepung KPU Indramayu. Mereka menolak hasil pemilu dan mendesak agar KPU melaksanakan pemilihan suara ulang (PSU). Desakan tersebut merupakan buntut dari akumulasi kekecewaan pendukung salahsatu pasangan calon yang menduga Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu pada 23 September 2020 diwarnai dengan kecurangan.
Menyikapi hal itu, ratusan personil Kodim 0616/Indramayu plus satu peleton PHH berikut perwira negosiator diterjunkan ke TKP. Ironisnya setelah dilakukan negosiasi ternyata perwakilan massa memaksa ingin bertemu dengan Ketua KPU dan setelah diberi penjelasan yang berwenang menyelesaikan masalah sengketa pemilu adalah Mahkamah Konstitusi. Massa tetap ngotot dan mulai membuat keributan.
Situasi semakin tidak terkendali, masa bertambah banyak dan tindakannya semakin brutal. Massa mendorong serta melempari petugas dan mulai merusak fasilitas umum disekitar lokasi demo dan melakukan penjarahan. Kepulan asap dari ban bekas yang sengaja dibakar pendemo menambah pekat suasana di depan kantor KPU Indramayu.
Melihat situasi dilapangan yang tidak terkendali team tindak Kodim 0616/Indramayu diturunkan untuk mengendalikan situasi sesuai protap. Team meminta agar massa tidak berbuat anarkis. Rupanya permintaan agar tidak berbuat anarkis yang disampaikan petugas melalui pengeras suara tidak digubris pendemo. Mereka tetap merangsek dan secara membabi buta menyerang petugas.
Situasi mulai mereda ketika Kompi PHH yang dilengkapi tameng sekat dan tongkat sodok, team motoris yang diterjunkan ke lokasi serta semburan water canon berhasil menghalau massa. Massa yang beringas mulai tenang dan membubarkan diri.
Ternyata aksi massa yang brutal itu bukan aksi sungguhan. Itu adalah simulasi latihan pengamanan Pilkada Indramayu yang dilakukan jajaran Kodim 0616 Indramayu di Jl Gatsu Indramayu di depan Makodim setempat, Selasa (10/03) kemarin.
Dalam simulasi itu dilaporkan dua orang pendemo terluka dan satu orang ditangkap karena diduga kuat sebagai provokator. Pendemo yang terluka dilarikan ke rumah sakit terdekat sementara pendemo yang ditangkap diserahkan kepada kepolisan untuk dilakukan penyelidikan selanjutnya.
Dandim 0616/Indramayu Letkol CZI Aji Sujiwo melalui Danramil 1601/Indramayu Kota, Kapten ARH Basori didampingi Pasilog, Kapten ARH Asep Suherdin mengatakan simulasi pengamanan Pilkada Indramayu 2020 merupakan scenario latihan yang dilakukan pihaknya untuk menghalau massa pendemo.
Menurutnya, dalam scenario itu diceritakan, Pilkada Indramayu berjalan lancar namun pasca pilkada ada pihak yang tidak suka terhadap hasil pilkada. Mereka menuntut agar dilakukan pemilihan suara ulang (PSU). Karena berdasarkan laporan mereka, pemilu banyak kecurangan.
Untuk memuluskan lancarnya simulasi itu sambungnya pihaknya bekerjasama dengan unsur stakeholder terkait seperti Pemda Indramayu, Polres, Damkar dan lainnya. “Simulai pengamanan pilkada merupakan latihan untuk melaksanakan pengamanan terutama saat ada demo dan memberikan pengertian kepada pendemo bahwa kewenangan sesungguhnya ada di KPU,” kata mantan Danramil 1602/Sindang ini usai simulasi.
Basori menyebutkan jumlah pendemo mencapai ribuan orang dan personil yang dilibatkan sekira 400 prajurit.
“Kepada masyarakat dimohon untuk ikut berpartisipasi menyukseskan pilkada dan apapun hasilnya harus diterima dengan legowo karena saya yakin penyelenggara pemilu sudah bekerja sesuai ketentuan yang ada,” pinta dia. (01/san)