Indramayu,PN
Meski hanya tinggal menghitung hari, bulan suci Ramadhan telah di depan mata, namun suasananya nyaris tak terasa. Warga masyarakat yang biasanya menyambut Ramadhan dengan “meremaan” yang ditandai dengan membeli berbagai kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional atau di sejumlah pusat perbelanjaan, kali ini pemandangan sangat kontras berbeada dimana pasar maupun pusat perbelanjaan cenderung sepi pembeli.
Diduga hal ini erat terkait dengan menurunya daya beli masyarakat akibat dampak corona. Banyaknya warga yang kini harus kehilangan pekerjaan karena di PHK atau dirumahkan, usaha yang tidak jalan karena larangan berjualan, pedagang di kantin sekolah yang “libur” pajang, dan banyak sektor kehidupan masyarakat yang “lumpuh” menyebabkan sebagian besar warga harus menguras “tabungan” untuk bertahan hidup.
Hasil pemantauan dipasar daerah Indramayu, hingga dua hari menjelang puasa, kondisi perdagangan terlihat sepi, pedagang meneluhkan sedikitnya pembeli yang dating. Kondisi ini juga menyebabkan sejumlah komoditas justru kini membanjiri pasaran akibatnya harganya cenderung turun.
Sebut saja daging ayam, yang biasanya “meroket” jelang puasa, kini justru anjlok hingga kisaran Rp.18.000/kilogramnya kondisi ini juga terjadi pada komositas sayuran dan buah-buahan, menurunya permintaan pasar akibat menurunya daya beli menyebabkan , baru pertama kali dalam sejarah bila komoditas justru turun karena tidak adanya pembeli,” Mau beli dari mana uang tabungan yang ada sudah menipis, sudah dua bulan ini nyaris tidak ada penghasilan,” tutur Ny.Dewi 37 salah seoang ibu rumah tangga.
Ia yang sebelumnya, berjualan di kantin sekolah harus kehilangan penghasilan karena sudah hamper dua bulan ini sekolah diliburkan, yang berarti ia tak bisa berjualan hasilnya tak berpenghasilan.” Ya mau dapat duit dari mana dagangan tutup, yang sudah tinggal di rumah, dengan modal dagangan untuk bertahan hidup, dan kini sudah tidak ada lagi simpanan,bagaimana saya dan keluarga bisa hidup,” keluhnya.
Kondisi ini juga dikeluhkan sejumlah pedagang di pasar daerah Indramayu. Sunarsih (46) pemilik kios sayuran dan sembako mengaku sejak corona mewabah , jualannya terus mengalami penurunan hingga 60 persen, dibandingkan pada masa normal,” Wah mas sekarang jualan sepi, banyak dagangan yang seperti sayuran hingga membusuk, karena nggak ada pembeli, bahkan sembako juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, “ keluhnya.
Kondisi ini juga dikeluhkan sejumlah pedagang di pasar daerah Indramayu. Sunarsih (46) pemilik kios sayuran dan sembako mengaku sejak corona mewabah , jualannya terus mengalami penurunan hingga 60 persen, dibandingkan pada masa normal,” Wah mas sekarang jualan sepi, banyak dagangan yang seperti sayuran hingga membusuk, karena nggak ada pembeli, bahkan sembako juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, “ keluhnya.*( san)