Kabupaten Cirebon,PN
Tidak seorangpun dengan sadar suka berbuat kesalahan dan tidak seorangpun dalam sepanjang hidupnya tidak pernah melakukan kesalahan termasuk seorang pemimpin.
Ketika seorang pemimpin melakukan kesalahan ada jalan pintas yang mudah ditempuh yaitu menutupi kesalahan dengan berbagai cara, tentu ini bukan pemimpin yang baik sebab tidak mencerminkan akuntabilitas sebagai seorang pemimpin, mengakui kesalahan adalah bagian dari akuntabilitas seorang pemimpin baik kepada anak buahnya maupun masyarakat dilingkungan wilayahnya termasuk kepada publik terutama bila pemimpin tersebut menempati posisi yang terkait dengan urusan pelayanan pada masyarakat atau publik.
” Menjadi pemimpin tidak berarti ia selalu benar, tindakan mengakui kesalahan atau kekeliruan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas, dengan kesediaan pemimpin untuk menjelaskan sebuah kesalahan yang terjadi tanpa harus menutupi kesalahannya, apalagi dilakukan sebelum diminta, dibongkar dan dikonfirmasi kesalahannya, itu lebih baik dan akan memulihkan kepercayaan masyarakat maupun publik kepada pemimpinnya, mengakui kesalahan bukan hanya bagus tapi juga membangun budaya keterbukaan dan transparansi, seorang pemimpin jangan takut untuk mengakui kesalahannya ” tegas salah seorang anggota Organisasi Advokat Dewan Pimpinan Pusat ( DPP ) Perkumpulan Lawyer And Legal Konsultan Indonesia, Sunoko, SH, pada Harian Pelita News, selasa ( 21/7/20 )
Anak buah dan masyarakat dilingkungan wilayahnya tentu sangat mendambakan sosok pemimpin yang baik dan mengayomi, setiap orang sejatinya mampu untuk bisa menjadi seorang pemimpin, sayang dan pada kenyataannya tidak semua orang bisa benar benar menjadi pemimpin ” pada umumnya pemimpin dipilih karena dipercaya dan dianggap tahu bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah dengan baik namun tak jarang ada pemimpin yang perfeksionis, memaksakan anak buah bekerja sesuai dengan perintah, kemauan dan semaunya seorang pemimpin ” katanya.
Lanjut Sunoko, SH, intinya seorang pemimpin harus bisa mengontrol terhadap semua tindakan, perbuatan dan kelakuan yang dilakukan, disamping itu juga seorang pemimpin harus menjauhi yang namanya sifat tidak jujur, tidak dapat berkomunikasi dengan baik, tidak bersikap adil, tidak bertanggungjawab, tidak memiliki pengaruh yang dapat mendorong pertumbuhan pembangunan, kemajuan dan kesejahteraan, tidak berpikir terbuka, tidak bijaksana, mau menang dan benar sendiri serta arogan yang terbiasa dalam memaksakan pendapatnya sendiri dan tidak mau mendengarkan saran dari orang lain ” ketika seorang pemimpin melakukan itu semua tentu hal itu akan menjadi bumerang baik selama masih duduk menjabat menjadi pemimpin atau dikemudian hari setelah tidak menjabat menjadi pemimpin ” ucapnya.
Pemimpin yang baik adalah seseorang yang taat aturan, berani mengeluarkan pernyataan sesuai dengan data, bukti dan fakta, yang punya integritas dan kepribadian yang kuat dalam segi agama, paham mana halal mana haram, amanah, jujur dan akhlaknya mulia, mau mendengarkan masukan, pendapat, ide dan gagasan orang lain sehingga pemimpin tersebut patut menjadi contoh dan teladan bagi orang lain, anak buah dan masyarakat dilingkungan wilayahnya, tuturnya.
” Pemimpin yang baik dan amanah akan berusaha sekuat tenaga untuk mensejahterakan masyarakatnya sebaliknya pemimpin yang khianat sibuk mencari kesenangan sendiri, memperkaya diri sendiri dan keluarga serta kroni kroninya dengan membiarkan anak buah dan masyarakat dilingkungan wilayahnya tidak berdaya ” pada kesempatan ini melalui Harian Pelita News, saya hanya berpesan jadilah pemimpin yang memberikan manfaat untuk orang lain, anak buah serta masyarakatnya ” pungkas Sunoko, SH. ( Nurzaman )