Kab.Indramayu,PN
Para petani di Indramayu kini “kebut” untuk melakukan tanam. Hal ini untuk menmghindari kondisi ancaman genangan yang bisa saja muncul, akibat curah hujan yang tinggi.
Seperti di wilayah Kecamatan Losarang dan Kandanghaur, percepatan olah tanah dilakukan dengan mengerahkan traktor milik kelompok maupun sewa oleh patani. Tak menunda waktu sebagian petani turun langsung kesawah untuk menghindari terjadinya gagal panen. Meski diakui curah hujan yang ada masih terbilang normal, sehingga petani tidak terlalu kawatir genangan air akibat hujan, namun semikian sebagian petani yang berada di wilayah aliran sungai, sangat mengkawatirkan terjadinya sungai limpas akibat hujan di daerah hulu.” Kalau banjir akibat hujan Insya Allah tidak akan terjadi, karena hujan terbilang normal di wilayah Indramayu, namun banjir kiriman yang mengakibatkan sungai meluap, hal itu tidak bisa diprediksi kita,” tutur Wasdam,544 petani Sindang.
Sementara itu, kondisi wilayah Arahan , Cantigi, Juntinyuat sedikit berbeda mengingat sebagian petani sudah melakukan proses tanam lebih awal. Hal ini sebagai siasat para petani untuk menghindari genangan banjir saat puncak musim hujan.” Kawasan yang tergolong rawan banjir, biasanya melakukan proses tanam lebih awal, sehingga saat air banyak, tanaman padi sudah cukup tinggi sehingga terhindar dari ancaman banjir,” ungkap Tajudin, 43 warga Juntikebon kec.Juntinyuat.
Sebagai kawasan lumbung padi di Jawa Barat ,Kabupaten Indramayu tetap menjadi kawasan andalan hamparan lahan sawah yang tergolong besar. Lebih dari 108.000 hektar lahan sawah di Indramayu setiap tahun selalu menjadi penghasil beras lebih dari 70 persen kebutuhan Jawa Barat bahkan stok andalan nasional.
Menghindari gagal tanam, para petani biasanya tetap mengandalkan bantuan tenaga pompanisasi yang biasanya secara profesional untuk menjaga kontinyuitas ketersediaan air termasuk menjamin tidak adanya genangan.” Pompanisasi bukan hanya bertugas menyediakan air saat musim kemarau namun juga menyedot air berlebih di areal sawah petani yang ikut proyek pompanisasi, sehingga lahan sawah tebebas dari genangan air, sehingga hasil panen bisa berhasil,” ungkap Ketua Gapoktan Penganjang H.Lumrih SE kepada Pelita News.
Proses tanam secara serempak, jelasnya juga bisa menghindari dari ancaman serangan hama, karena petani bisa secara serempak melakukan pencegahan.” Untuk jenis hama tikus misalnya kita melakukan kropyopkan di areal sawah, sehingga dalam satu hamparan upaya pemberatasan hama bisa dilakukan secara kompak, kondisi ini biasanya jauh lebih berhasil dibandingkan sendiri-sendiri oleh petani,” pungkanya.**( san)