Kab.Indramayu,PN
Pemkab Indramayu seharusnya memiliki tanggungjawab dalam memelihara dan menjaga sejumlah peninggalan sejarah dan cagar budaya yang ada di pesisir Indframayu, menyusul banyaknya penemuan bangunan purbakala yang merupakan saksi sejarah Indramayu di masal lampau.
Salah satunya adalah ditemukannya benteng perlindungan yang ada di pesisir desa Dadap Kecamatan Juntinyuat, yang diperkirakan merupakan benteng pertahanan di masa penjajahan Jepang.
Lokasi penemuan yang berada di pesisir pantai, diduga merupakan benteng pertahanan tentara Jepang dari serangan musuh yang datang dari perairan laut utara pada masa itu, sayangnya saat ditemukan kondisinya tidak tertawat, dan butuh perhatian pemerintah daerah, agar saksi sejarah warga masyarakat Indramayu tersebut bisa tetap lestari hingga anak cucu nanti.
Penemuan benteng pertahanan berupa bangunan berbentuk kobah oval berbahan tembok kokoh ini, ditemukan setelah cukup lama terpendam akibat abrasi pantai dikawasan tersebut.”Kami sangat berterima kasih kepada masyarakat Desa Dadap yang masih dapat menjaga tinggalan bernilai arkeolog,” kata Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu Suparto Agustinus.
Suparto mengatakan temuan benteng pertahanan jaman Jepang ini masuk pada objek cagar budaya, sehingga patut dipertahankan. Penemuan benteng seperti ini juga ditemukan di wilayah Karang Song Indramayu.sayangnya di lokasi tersebut kondisinya sudah rusak dan rata dengan tanah akibat adanya pembangunan pelabuhan pendaratan ikan.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Indramayu Dedy Musashi menjelaskan sudah melaporkan temuan masa kolonial tersebut ke Balai Arkeologi Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.”Temuan benteng masa kolonial ini dapat menjelaskan bahwa Dadap identik sebagai kawasan pelabuhan pada masa lalu,” katanya.
Kepala Desa Dadap Asrikin mengatakan temuan berupa bangunan pengintai atau benteng pada masa penjajahan Jepang itu sudah diketahui informasinya sejak 1970-an. Namun, katanya, keberadaannya baru diketahui sekarang karena kondisinya terpendam abrasi.
“Bangunan perlindungan awalnya diperoleh informasi dari cerita sesepuh yang menyatakan di Dadap banyak sekali tinggalan masa penjajahan Jepang,” tuturnya.
Dengan informasi tersebut, Asrikin bersama masyarakat melakukan pencarian di sekitar lokasi yang sekarang dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Dari hasil pencarian, berhasil ditemukan satu bangunan berupa benteng perlindungan, sedangkan dua lainnya masih berada di muara pelabuhan Dadap dan sisi Pantai Blok Baro Buntung..**( san)
Benteng Jepang di Desa Dadap
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Indramayu Dedy Musashi saat melakukan oenelitian temuan benteng perlindungan tentara Jepang di pantai Desa Dadap Kec, Juntinyuat Indramayu. temuan ini telah di laporkan ke Balai Arkeologi Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya .*( ichsan/Pelita News)