Indramayu, PN
Dalam memperingati Hari Keluarga Nasional (HKN) ke-27 Tahun 2020, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Indramayu bekerjasama dengan Ikatan Bidang Indonesia (IBI), TP PKK dan TNI akan mengadakan pelayanan KB serentak sejuta akseptor. Pelayanan KB serentak sejuta akseptor tingkat Kabupaten Indramayu akan dilaksanakan pada 29 Juni 2020 di setiap Puskesmas dan bidan praktik mandiri.
“Muara dari pelayanan KB serentak sejuta akseptor salahsatunya untuk mengantisipasi/mencegah terjadinya kehamilan pada masa pandemi corono virus disease 2019 (COVID-19),” kata Kepala DPPKB Kabupaten Indramayu, Dra. Tri Nani Rokhaeningsih, MM dikantornya, pekan kemarin.
Menurutnya, dengan pelayanan KB dalam jumlah besar diharapkan pada masa pandemi COVID-19 ini tidak terjadi kehamilan. Namun demikian kata dia, berdasarkan data yang diterima pihaknya diketahui ada sekira 1.215 pasangan usia subur di Kabupaten Indramayu pada masa pandemic ini hamil. Bahkan dari 27 kabupaten/kota di Jabar angka kehamilan di Kota Mangga cukup tinggi. “Itu memprihatinkan sekali. COVID-nya negatif tapi hamilnya positif. Harapannya Covid-19 dan kehamilan sama-sama negatif,” tutur dia.
Ia tidak melarang ada orang hamil karena itu hak warga Negara namun demikian kalau boleh berharap kehamilannya jangan pada masa pandemic karena pada masa itu ditakutkan sulit mencari makanan, kepala keluarga banyak di PHK, penghasilan berkurang bahkan sama sekali tidak mempunyai penghasilan. Ketika terjadi kehamilan dikhawatirkan anak-anak yang dilahirkan tidak akan sehat karena kurang gizi dan dikhawatirkan pula akan terjadi stanting. Belum lagi kalau ibunya (mohon maaf) terpapar virus corona. Kalau ibunya positf dikhawatirkan janinnya akan bermasalah.
“Karena dikhawatirkan terjadi stanting dan janin bermasalah maka dilakukan pelayanan KB secara gencar dan massif. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan bisa meminimalisir terjadinya kehamilan di masa pandemic,” harap Nani.
Permasalah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indramayu masih tinggi. Faktor tersebut salahsatunya karena 4 terlalu. Terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, jarak kehamilan terlalu dekat dan terlalu banyak anak. “Masa reproduksi yang bagus antara usia 21 – 35 tahun selebihnya masuk pada kondisi resiko tinggi. Pemerintah juga menganjurkan jarak kehamilan diatur sekira 5 tahun. Dengan pengaturan itu diharapkan si ibu tidak punya balita dua. Bayangkan kalau dalam pasangan suamu istri, ada anak yang di gendong, di gandeng dan perutnya dalam kondisi besar (hamil). Itu yang kurang baik,” kata dia mencontohkan poin terlalu dekat.
Kalau fenomena terlalu dekat banyak terjadi pada masa usia subur sambungnya, dampaknya pemerintah juga yang direpotkan karena kesehatan dan pendidikan akan menjadi beban negara. Kalau keluarga mampu tidak masalah karena semua persoalannya ditanggung sendiri. “Kami hanya bisa mengedukasi dan melalui perayaan HKN 2020 kami menyiapkan pelayanan KB serentak sejuta akseptor. Mudah-mudahan dengan program tersebut bisa berhasil,” ujar dia.
Melalui pelayanan KB serentak sejuta akseptor pihaknya akan memberikan pelayanan IUD, implant, pil KB, suntik, kondom. Diluar itu seperti vasektomi dan tubektomi tidak bisa dilaksanakan karena harus di rumah sakit.
Nani menyebutkan, tingkat keberhasilan pelayanan KB di Indramayu, baru mencapai 68 persen. Jumlah itu masih dibawah rata-rata provinsi. Pelayanan KB masih didominasi perempuan, kalau KB pria masih rendah sekira 3 persen. KB pria umumnya memakai kondom dan vasektomi. Sementara alat kontrasepsi yang dipakai didominiasi alat kontrasepsi non AJP terbanyak suntik. Padahal kalau ingin menghemat biaya harus dengan IUD atau implan karena jaraknya lama. IUD bisa 10 tahun, implan 3 tahun. “Masyarakat Indramayu animonya masih ke suntik,” sebutnya.
Ditambahkan, Meski secara structural tidak ada kaitan dengan BKKBN tapi program tersebut menginduk ke BKKBN. Program BKKBN semula Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) sekarang Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Melalui Bangga Kencana yang diaktifkan dulu pembanguan keluarganya kalau keluarganya sudah terbangun baik inyaallah negara juga baik karena adanya masyarakat di keluarga, pendidikan yang utama adalah di keluarga. Bangga Kencana sejalan dengan Misi ‘Sapta Karya Mulih Harja’ yang pertama yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Mudah-mudahab program Bangga Kencana di Kabupaten Indramayu akan sukses. (01/san)