Indramayu, PN
Pelayanan di Layanan Terpadu Satu Atap Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (LTSA P2MI) sepi pengunjung. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Demikian disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Indramayu, Sri Wulaningsih melalui Kasi Pentaker, Sukirman, Selasa (26/01)
Tidak seperti biasanya para pekerja migran atau para TKW setiap harinya membanjiri gedung LTSA tersebut untuk memproses pemberangkatan kerja ke luar negeri. LTSA P2MI salah satu layanan yang membidangi pemberangkatan para TKI/TKW terlihat lengang dari pengunjung.
Dari pantauan Harian Pelita News, hal tersebut ada beberapa penyebab sepinya pelayanan di TSA P2MI, seperti yang diungkapkan oleh calon TKW asal Indramayu, Wati (28) saat dikonfirmasi menjelaskan, sebenarnya rasa ingin berangkat ke luar negeri sudah cukup lama, akan tetapi dengan situasi covid 19 yang belum juga usai membuat rasa ketakutan paling besar sehingga terpaksa harus menunda keinginan untuk berangkat ke luar negeri.
Disamping itu sejumlah perusahaan PjTKI banyak yang tutup terutama di negara Taiwan, jangankan untuk pekerja mugran non formal sedangkan yang formal saja tutup , sehingga mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan hidup aehari-hari harus bekerja serabutan , apa lagi pemerintah pusat memberlakukan sistem zero cos artinya semua kebutuhan untuk proses pemberangkatkan , mengurus admintrasi , dokumen harus memakai biaya sendiri, dengan situasi seperti ini sangat tidak mungkin sebagai tkw harus mengeluarkan biaya ” mestinya pemerintah harus mengkaji ulang atas pemberlakukan sistem zero cos” keluh para tkw.
Kasi penempatan tenaga kerja , sukirman kepda harian pelita menjelaskan, sejak bulan Maret 2019 pelayanan di ltsa sangat sepi, tidak seperti sebelumnya , kendati Indramayu sempat dijuluki kabupaten terbesar atas kontrobusi pengiriman tki/tkw, namun setelah covid 19 belum juga hengkang dari kota mangga para calon pekerja migran memilih diam dirumah demi keselamatan jiwa ” ltsa mulai sejak bulan maret 2019 sampai sekarang” ujar Sukirman
Kasi Penta menambahkan, sepinya pengunjung di LTSA P2MI bukan saja persoalan pandemi namun ada faktor lain yang menjadi penyebab sepinya para TKI/TKW dalam hal ini beberapa perusahaan PJTKI masih menunggu keputusan dari pemerintah tentang pemberlakuan zero cost, bahkan beberapa negara tujuan banyak yang menutup diri, mungkin persoalan wabah corona menjadi salah satu penyebab. Terkait pemberlakuam sisitem zero cost oleh pihak BP2MI, pemerintah daerah atau kabupaten hanya mengikuti aturan yang ada. “Sebagai petugas siap melayani permintaan para pekerja migran yang datang dengan catatan harus mengikuti peraturan yang ada,” pungkas Sukirman. (duliman)