Indramayu, PN
Puluhan rumah di kampung Rempagan Desa Cikawung Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu, terancam longsor tebing Sungai Cipanas. Tebing sungai setinggi sekira 30 meter itu dalam lima tahun terakhir sudah menghanyutkan beberapa rumah warga. Tak hanya permukiman, longsor tebing sungai juga menggerus sedikitnya lahan kebun dan sawah milik warga.
Ketua RW 01 Desa Cikawung, Wano (50), menuturkan kondisi kritis tebing Sungai Cipanas telah berlangsung lama. Dalam lima tahun terakhir, telah ada 20 rumah warga yang dikosongkan. Sebagian pindah dan sebagian lain luluh lantak akibat terseret tebing yang longsor. Kondisi terparah, kata Wano, terjadi di RT 1 dan RT 5. Beberapa rumah malah sudah ditinggalkan pemiliknya begitu saja karena takut terjadi longsor.
Di kedua RT itu, ada sebanyak 55 rumah warga yang terancam hanyut terseret longsor. “Kondisinya memang parah. Kalau warga punya uang, memilih pindah membangun rumah di tempat lain. Kalau yang tidak ada biaya, hanya pasrah paling mengungsi ke rumah kerabat,” ujar Wano diamini Ibu Hendi, Ketua RT 1, warga setempat, Senin (4/1).
Wano menyebutkan, salah satu korban yang rumahnya hilang terseret longsoran tebing sungai, adalah rumah milik Ade Waryono (39). Bersama keluarganya, buruh tani ini sekarang harus menumpang di rumah orang tuanya di desa setempat. “Jadi longsoran tanah tebing menggerus begitu kuat, terutama di musim penghujan. Tanah longsorannya membentuk daratan baru di seberang, masuk dalam wilayah Kabupaten Sumedang,” ujarnya.
Camat Terisi, H Caswan, membenarkan kondisi yang menimpa warganya di Desa Cikawung. Ia menjelaskan, keadaan itu telah dilaporkan dan sudah dilakukan peninjaun bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Cirebon pada awal tahun 2020 lalu. Namun hingga sekarang belum ada kejelasan akan diperbaiki. Oleh karenanya, sebelum ada perbaikan, warga diminta waspada. “Kalau harus relokasi, kami siap fasilitasi. Prinsipnya, keselamatan warga menjadi prioritas utama bagi kami,” tegas Caswan. (01/san)