Kabupaten Cirebon,PN
Kondisi pelayanan air bersih Perumda Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon, diwilayah pelayanan Cabang Kapetakan dan Cabang Losari kembali mengalami kendala, berbagai kendala dialami dengan masing-masing masalah baik masalah teknis maupun masalah non teknis, sehingga pelayanan air bersih untuk pelangan Perumda Air Minum Tirta Jati mengalami penurunan kualitas.
Menurut H.Suharyadi.SE.MH Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon mengatakan kesalahan teknis diduga terjadi diwilayah pelayanan Cabang Kapetakan, yang mana diwilayah tersebut terdapat 9 (sembilan) Desa yang ada di Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, dan beberapa pelanggan di wilayah Kabupaten Indramayu terkena imbas akibat hal tersebut.
“Cabang Kapetakan melayani air bersih di Desa Bungko, Bungko Lor, Kapetakan, Grogol, Karang Kendal, Dukuh, Pegagan Lor, Pegagan Kidul serta sebagian Kertasura termasuk beberapa pelanggan diwilayah Kabupaten Indramayu,”katanya.
Dia menjelaskan tepatnya di 10 Oktober 2020, petugas penjaga Bendung Karet Kumpul Kuista melepas sepenuhnya Bendung Karet dengan tanpa melakukan koordinasi dengan Perumda Air Minum Tirta Jati. Disampaikannya menurut petugas penjaga tersebut saat itu cuaca mulai gelap dan menandakan akan turunnya hujan lebat, dan dikhawatirkan akan berdampak banjir diwilayah Hulu, akan tetapi saat itu juga kondisi mendung yang dimaksud penjaga tidak menurunkan hujan, sehingga mengakibatkan air laut masuk ke sungai Kumpul Kuista.
“petugas Penjaga Bendung Karet Kumpul Kuitas pada 10 Oktober 2020 melakukan kesalahan dengan melepas sepenuhnya Bendung Karet dengan tanpa melakukan koordinasi dengan Perumda Air Minum Tirta Jati,”jelasnya.
Masih H.Suharyadi.SE.MH, dengan adanya kejadian tersebut, hingga hari Jum’at tepatnya 16 Oktober 2020, air sungai Kumpul Kuista yang merupakan Sumber Air Baku Perumda Air Minum Tirta Jati Cabang Kapetakan masih dalam kondisi payau dan bahkan cenderung asin, sementara hal yang sangat disayangkannya, kondisi Bendung Rentang tidak ada penambahan air sungai hingga saat ini, diucapkannya kondisi Bendung Rentang sedang dilakukan proses pengeringan sampai aikhir bulan Oktober 2020.
“air sungai Kumpul Kuista yang merupakan Sumber Air Baku Cabang Kapetakan, hingga saat itu masih berkondisi payau/asin, sementara air hulu Bendung Rentang tidak ada penambahan air sungai karena sedang melakukan proses pengeringan sampai aikhir bulan Oktober 2020,”paparnya.
Dengan adanya hal tersebut, H.Suharyadi,SE.MH mengakui banyaknya aduan pelanggan yang mengeluhkan kualitas air yang di olah melalui Water Treatment Plant (WTP) dan kemudian didistribusikan ke pelanggan dengan kualitas yang dinilai mengalami penurunan.
“karena sumber air baku yang asin, hal ini berdampak pada penurunan kualitas air kepada pelanggan Cabang Kapetekan , dimana air sampai ke pelanggan berasa asin dan mengakibatkan banyak pengaudan/keluhan kepada Perumda Air Minum Tirta Jati, termasuk beberapa pelanggan diwilayah Kabupaten Indramayu,”diakuinya.
Diungkapkan H.Suharyadi,SE.MH, dengan adanya penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh kesalahan teknis petugas penjaga Bendung Karet Kumpul Kuista, pihaknya tidak tinggal diam dan terus melakukan upaya dengan mencari tambahan air baku dari Bendung Rentang guna menetralisir air sungai yang terkontaminasi air laut yang masuk ke Unit Produksi WTP Kapetakan dan melayangkan surat kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Nomor 690/261.Tk-Perumda.AM/X/2020 dengan ditembuskan kepada Bupati Cirebon, Ketua Komisi DPRD Kab.Cirebon, Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Jati, Camat Kapetakan, serta Kepala Desa yang wilayahnya terlayani.
“kami tidak tinggal diam, dan kami selalu bergerak untuk berupaya menetralisir air tersebut dengan mencari air di baku di bendung rentang, dan kejadian tersebut juga kami sudah melaporkan kepada pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Bupati Cirebon, Ketua Komisi DPRD Kab.Cirebon, Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Jati, Camat Kapetakan, serta Kepala Desa yang wilayahnya terlayani,Ungkapnya.
Sementara itu H.Suharyadi,SE.MH juga mengatakan, kondisi Bandung Karet Tawangsari di wilayah pelayanan Cabang Losari Perumda Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon, yang saat ini juga mengalami penurunan kualitas air yang diakibatkan rusaknya Bendung Karet Tawangsari yang diduga jebol akibat arus pasang air laut saat itu.
“bendung karet Tawangsari yang jebol dan mengakibatkan penurunan kualitas air, turut menjadi PR kami,”katanya.
Diucapkannya, jeblonya Bendung Karet Tawangsari menyebabkan air laut masuk ke saluran WTP Tawangsari dan mengakibatkan air baku menjadi asin, dan tentunya berdampak pada penurunan kualitas air yang didistribusikan di 19 Desa yang ada di 4 (empat) Kecamatan di wilayah pelayanan Cabang Losari.
“jebolnya bendung Karet Tawangsari sangat berdampak pada kualitas air, sementara kami hanya mengandalkan air baku dari sungai Cisanggarung untuk melayani 19 yang ada di Kecamatan Losari, Gebang, Pabuaran, dan Babakan,”ucapnya.
Dia menambahkan, kerusakan di Bendung Karet Tawangsari mengakibatkan penurunan kualitas air yang sampai ke pelanggan berasa asin, selain itu juga mengakibatkan banyaknya pengaduan / keluhan kepada Perumda Air Minum Tirta Jati terkait air yang didistribusikannya.
“kerusakan bendung karet juga berdampak pada kami, seperti penurunan kualitas air dan banyaknya pengaduan/keluhan kepada kami,”tambahnya.
Namun Perumda Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon atas kejadian tersebut terus berupaya mengantisipasi dan menetralisir air sungai yang terkontaminasi air laut yang masuk ke Unit produksi WTP Tawangsari dengan tetap berupaya mencari tambahan air baku, selain itu pihaknya turut berkontribusi untuk perbaikan Kisdam dengan memberikan sebanyak 4.000 karung pasir yang terbagi dalam 2 (dua) kali pengiriman, selain itu juga pihaknya menindaklanjuti dengan melayangkan surat kepada BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Nomor 690/2257.Tk-Perumda.AM/X/2020, perihal Koordinasi terkait kondisi Bendung Tawangsari dan ditembuskan di berbagi pihak.
“kami juga turut berkontribusi dengan memberikan 4.000 karung pasir untuk perbaikan kisdam, dan kami juga tetap berupaya dengan telah mensurati pihak-pihak yang berwenang dalam hal tersebut, serta kami juga berupaya mencari tambahan air baku,”Ucap H.Suharyadi,SE.MH.(sur)