Kabupaten Cirebon, PN
Salah satu tradisi atau adat istiadat warisan leluhur yang masih dilaksanakan sepenuhnya secara utuh oleh masyarakat dan Pemdes Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon hingga sekarang adalah tradisi mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka peninggalan nenek moyang.
Adapun kegiatan tradisi mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka dilaksanakan dikantor balai desa Tegalkarang, jumat ( 5/3/21 )
Dalam wawancaranya dengan journalist Harian Pelita News, Kuwu desa Tegalkarang Nurhaesih didampingi H. Surnato Yoris menerangkan bahwasannya tradisi ini termasuk upacara tradisional karena didalamnya terdapat rangkaian ritual budaya yang sarat dengan simbol simbol kearifan penyelenggaraan baik tradisi mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka peninggalan nenek moyang termasuk juga tradisi sedekah bumi dan ngunjung buyut dapat meningkatkan solidaritas para warga masyarakat, mereka merasa memiliki kepentingan bersama ” hanya dengan kerjasama, sinergitas, solidaritas, kerukunan dan gotong royong yang terjalin tanpa disadari dimungkinkan akan terwujud desa yang tentram, aman, nyaman, kondusif dan sejahtera ” terangnya.
Mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka peninggalan nenek moyang didesa Tegalkarang merupakan wujud kesadaran dan kepatuhan Pemdes Tegalkarang dan masyarakatnya terhadap adat istiadat yang telah diwariskan leluhurnya ratusan tahun kebelakang, betapa tidak Alhamdulillah antusias masyarakat cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka, terlihat jalinan silaturahmi, kekeluargaan, persudaraan dan kebersamaan masih kuat, tegasnya.
” Ini sebagai cara Pemdes Tegalkarang merawat serta menghargai peninggalan nenek moyang yang diturunkan kepada penerusnya dan dilaksanakan serta dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi ” tradisi mencuci dan membersihkan benda benda peninggalan nenek moyang yang dijuluki sebagai pusaka dicuci dan dibersihkan setiap satu tahun sekali tepat pada bulan februari dihari jumat kliwon yang sebelumnya dimalam jumat kliwon digelar tahlilan ” tandas Kuwu Nurhaesih.
Pemdes dan masyarakat desa Tegalkarang melaksanakan kegiatan tradisi mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka menjadi cara untuk menghargai secara penuh peninggalan nenek moyangnya ” kita bisa lihat dari tradisi mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka peninggalan nenek moyang, kita dapat menyaksikan nilai budaya Indonesia misalnya kebersamaan, gotong royong, berkumpul dan saling membantu, selain itu kita dapat melihat nilai religiusnya setelah sholat jumat dikantor balai desa Tegalkarang, kami laksanakan tahlilan lagi atau pengajian melalui panjatan doa da harapan pada Allah SWT agar masyarakat khususnya masyarakat dilingkungan wilayah desa Tegalkarang diberi perlindungan, keselamatan, rezeki dan kesejahteraan dalam kehidupan yang dijalani ” tuturnya.
Diakhir pertemuan dengan journalist Harian Pelita News, Kuwu desa Tegalkarang Nurhaesih yang masih ditemani H. Surnato Yoris mengungkapkan tradisi mencuci dan membersihkan ( ngadusin ) benda benda pusaka yang sakral ini dimaknai sebagai ritual budaya dan tradisi ” In Sya Allah tradisi ini akan tetap kami laksanakan serta lanjutkan ” pungkasnya. ( Nurzaman )