Indramayu, PN
Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Indramayu sejak Minggu 12 September 2021 kemarin berimbas pada lahan tambak garam. Pasalnya garam siap panen hancur terkena guyuran hujan. Produksi terhenti, petani garam siap-siap ganti haluan ke lahan padi. Untuk produksi garam dibutuhkan sengatan sinar matahari langsung secara berturut-turut selama 15.
“Produksi garam tergantung cuaca. Apabila cuaca panas selama 15-20 hari garam bisa produksi lagi. Jika musim hujan turun petani garam berhenti total, “ kata salah satu petani garam, Mastumi, Selasa (14/09).
Menurutnya, jika cuaca kembali panas pihaknya akan meneruskan usaha tambak garam namun jika musin hujan akan berhenti. Gambaran itu kata dia, berjalan secara alami.
“Apabila cuaca panas, saya akan meneruskan pertanian garam, kalau cuaca hujan banting haluan mengolah sawah. Peralatan pertanian telah saya siapkan,” katanya.
Hal serupa dikatakan, Masduki, Daman dan Darmin. Menurut mereka fenomena alam seperti itu telah turun temurun sejak jaman nenek moyang mereka. Artinya, sebagai petani pihaknya akan terus bekerja, kalau panas bekerja di lahan tambak garam dan jika musim hujan beralih ke lahan sawah untuk menanam padi. (furqon)