Bandung | Pelita News. – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat baru-baru ini menggelar Sarasehan Pemantauan Implementasi Pengembangan Peternak Domba di Jawa Barat di Malangbong, Kabupaten Garut, yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Bank BJB, Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI), serta pemerintah daerah. Sarasehan ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan pilot project pengembangan usaha ternak domba Garut yang merupakan hasil kolaborasi antara OJK, Bank BJB, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Provinsi Jawa Barat, serta HPDKI.
Program ini merupakan bagian dari upaya OJK untuk meningkatkan kontribusi sektor jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, dengan fokus pada pengembangan sektor peternakan domba sebagai produk unggulan daerah. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam sambutannya menegaskan pentingnya membangun ekosistem ekonomi yang solid di setiap daerah, termasuk Jawa Barat, yang memiliki potensi besar dalam usaha ternak domba. “Ekosistem pengembangan domba ini harus dibangun dengan kuat agar dapat menjadi model yang bisa direplikasi di daerah lain untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Mahendra.
Menurut Kepala OJK Provinsi Jawa Barat, Imansyah, melalui kajian yang dilakukan sejak awal tahun 2024, sektor peternakan domba di Jawa Barat memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap produksi domba nasional, mencakup sekitar 80% dari total produksi domba. Oleh karena itu, OJK Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Bank BJB, PT Agro, dan DKPP untuk memberikan akses pembiayaan bagi peternak, serta memastikan keberlanjutan dan pengembangan sektor ini.
Program ini telah melibatkan 10 peternak domba dari sekitar 5.000 peternak yang ada di Garut, yang menjadi bagian dari pilot project pengembangan usaha ternak. Para peternak ini telah mendapatkan pelatihan mengenai pembudidayaan ternak, perencanaan keuangan, dan kewirausahaan. Bagi peternak yang memenuhi standar, OJK menyediakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk penggemukan dan pembibitan domba.
Sebagai contoh, salah satu peternak dalam program ini, Zilan Faliq, mengungkapkan bahwa dirinya sebagai peternak muda merasa terbantu dengan adanya pelatihan dan akses permodalan yang diberikan. “Saya terus melakukan perbaikan kandang agar sesuai standar dan mendapatkan pembiayaan untuk usaha pembiakan atau penggemukan domba,” ujar Zilan.
Sementara itu, peternak lainnya, Imas, mengungkapkan bahwa usahanya telah berkembang pesat dan kini mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp30 juta setiap kali panen. “Dalam menjalankan usaha domba ini, saya tidak dilepas begitu saja, saya dibimbing oleh off taker yang selalu mengingatkan tentang waktu pemberian pakan, pembibitan, dan sebagainya,” kata Imas.
Dengan dimulainya pemantauan terhadap perkembangan program ini, OJK berharap dapat memastikan bahwa program tersebut berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi peternak domba di Jawa Barat. Pada 2025, diharapkan sekitar 8 peternak lainnya akan mendapatkan akses pembiayaan, tergantung pada kesiapan mereka dalam memenuhi standar kandang yang telah ditetapkan.
Melalui kolaborasi ini, OJK berharap dapat memperkuat sektor peternakan domba di Jawa Barat, menciptakan peluang ekonomi baru bagi peternak, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional yang lebih berkelanjutan.@Bams