Indramayu, PN
Mangga merupakan icon atau ciri dari Kabupaten Indramayu, sehingga Indramayu dijuluki Kota Mangga. Mangga adalah sesuatu yang telah menyatu dengan Kabupaten Indramayu. Oleh karenanya masyarakat di ajak untuk mengenalkan Mangga Indramayu ke semua orang dan semua daerah dan muaranya bukan hanya mengenalkan Mangga Indramayu di tingkat nasional, namun harus dikenal di dunia.
Demikian dikatakan Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustina saat membuka Festival Mangga dan Bazar UMKM Kecamatan se-Kabupaten Indramayu 2021 di Wisata Air Mancur Buatan Bojongsari di Kelurahan Bojongsari Kecamatan Indramayu, Jumat (17/12).
Bazar dilaksanakan selama dua hari Jumat-Sabtu, 17-18 Desember 2021. Pada saat itu produk UMKM dari 31 kecamatan dipamerkan di stand masing-masing kecamatan. Hal lainnya, untuk mengingatkan memori masa kecil, panitia menantang unsur Forkopimda dan OPD terkait memakan buah Mangga Bapang bukan dengan cara di kupas tetapi dengan cara (mbot-mbotan, bahasa Indramayu), dilembutkan dengan kondisi kulit buah masih utuh dan disedot.
“Festival juga untuk membantu mengenalkan mangga Indramayu menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dan bisa mempunyai potensi ekspor ke luar negeri,” kata Nina.
Bupati juga menyambut baik gelaran acara festival tersebut karena menurutnya menjadi sebuah upaya menggerakkan roda ekonomi di tengah pandemic Covid-19. Kegiatan ini sambungnya diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM memasarkan dan mempromosikan hasil produksinya secara langsung, baik produk olahan pangan terkemas, pangan segar, pangan siap saji ataupun produk-produk olahan hasil pertanian dan perkebunan, serta olahan makanan lainnya.
“Produk yang dipamerkan dan dipromosikan dapat di terima oleh masyarakat, sehingga pelaku UMKM akan mendapatkan keuntungan karena produk yang dipromosikan bisa laku keras. Jaga kualitasnya, higienisnya, legalitas usahanya berupa IUMK dan NIB, serta perizinan industri rumah tangga dan sertifikat halal, semuanya harus dan wajib dilakukan dan dimiliki oleh UMKM,” harap putri mantan Kapolri, Jenderal Polisi (Purn) Da’i Bachtiar ini.
Dsebutkan, buah mangga, sudah merupakan ikon yang tidak dapat dipisahkan dari Indramayu, hal dibuktikan dari manuskrip yang pernah diketemukan di Desa Langut (Lontar Langut) pada kisaran abad ke-11, dan Lontar Legok pada tahun 1729 yang di dalamnya menyebut kata “pelem” yang berarti buah mangga.
“Fakta juga menunjukkan bahwa masyarakat Indramayu masih menggunakan kata pelem dalam menyebut buah manga,” sebutnya sembari berharap kegiatan festival dan bazar ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, dan menjadi agenda tetap tahunan.
Sementara itu, Ketua panitia, Jay Krhesna menjelaskan, Festival Mangga dan Bazar UMKM Indramayu 2021 merupakan kegiatan yang pertama kalinya dilakukan di Indramayu. Festival Mangga dan Bazar UMKM Kecamatan se-Kabupaten Indramayu kata dia akan dilaksanakan selama dua hari Jumat-Sabtu, 17-18 Desember 2021.
“Tujuan dari festival tersebut adalah untuk mengangkat dan menstabilkan harga mangga di pasaran,” kata pemilik Warung Kopi Kopid ini.
Di samping itu, untuk membantu mengenalkan mangga Indramayu menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Sehingga, bisa mempunyai potensi ekspor ke luar negeri.
“Festival ini adalah inisiatif para UMKM di Indramayu. Kita akan mengenalkan berbagai macam produk olahan mangga dalam festival ini,” jelasnya. (saprorudin)