![](https://harianpelitanews.id/wp-content/uploads/2020/01/Drs.Edi-Kusdiana-rotated-e1579603191744-215x300.jpg)
Kab.Indramayu,PN
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu mengingatkan masyarakat untuk senantiasa waspada terkait datangnya bencana khusunya selama musim hujan ini.
Kepala BPBD Indramayu Drs.H. Edi Kusdiana M.Si ditemui di ruang kerjasnya kepada Pelita News menjelaskan bila adda tiga ancaman bencana yang membuat BPBD Indramayu tahun ini menyatakan siaga darurat terhitung Januari s.d Mei 2020 mendatang.” Berdasarkan catatan kami ada tiga ancaman bencana yang harus diwaspadai masyarakat Indramayu yaitu ancaman banjir termasuk jebol tanggul dan banjir kiriman, angin puting beliung serta naiknya air laut atau dikenal masyarakat dengan “rob” air laut khususnya disejumlah pantai di Indramayu,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi munculnya berbagai ancaman bencana pihak BPBD kini stand by 24 jam untuk terus memantau perkembangan cuaca bel;akangan ini. Ancaman banjir meluapnya sejumlah sungai seperti sungai Cimanuk, Cipanas serta sejumlah sungai lainnya memang menjadi prioritas utama.” Berdasarkan pemantauan bersama dengan BBWS Cimanuk Cisanggarung, kita mencatat belasan tanggul sungai yang kritis , meski ada beberapa yang sudah diperbaiki, muncul pula beberapa tanggul yang tergerus dan butuh penanganan. Banjir di Indramayu bisa diakibatkan dengan jebolnya tanggul atau limpas tanggul sungai, akibat debit sungai meningkat selama musim hujan,” tandas dia.
Tercatat adany sekitar belasan tanggul yang masuk katagori rawan longsor diantaranya di wilayah kertasmaya sepanjang 300 meter dan wilayah Pilangsari Jatibarang yang merupakan kawasan langganan ancaman jebol dan meluapnya sungai Cimanuk.
Ia nenambahkan selain banjir, bahaya bencana lain adalah angin puting beliung yang sering terjadi di wilayah Cikedung, Trisi dan Kecamatan Kroya. Sedangkan untuk kawasan pantai adalah terjadinya peningkatan permukaan laut yang menyebabkan “rob” atau naiknya air laut masuk kewilayah muara sungai, sementara dalam waktu bersamaan debit sungai meningkat sehingga menimbulkan rendaman di sejumlah wilayah sekitar kawasan pantai.
Saat ini BPBD telah mempersiapkan diri untuk penanganan tanggap darurat bencana, dengan alokasi anggaran APBD Stand By sebesar Rp. 1 miliar yang bisa digunakan kapan saja. Penanganan bencana juga dilakukan dengan penyediaan alat keselamatan termasuk 6 unit perahu karet, speed boat, kendaraan angkut , dapur umum, mobil tangki air bersih dan tenda dapur umu serta petugas relawan yang siap dilapangan.*( san)