Tegal – Pelita News
Profesi wartawan banyak digam barkan ibarat lampu lilin menyala. Tugasnya mulya untuk menerangi tapi dirinya hancur meleleh. Tragisnya, banyak berdiri perusahaan media namun tak mampu memberikan kesejahteraan pada wartawannya.
Begitulah teruangkap lewat forum pertemuan Solidaritas Wartawan Tegal (SWAT) yang berlangsung di rumah makan Rakapok Kota Tegal, Sabtu (25/1) siang.
Suswoyo Haris selaku pemrakarsa justru berani menggelar pertemuan tersebut justru berani karena belakangan muncul informasi adanya peristiwa sesama wartawan yang sakit dan meninggal dunia pun seolah terasing.
“Mereka seolah hidup tanpa jiwa korsa terhadap sesama wartawan, sehingga sungguh memprihatikan saya melihat kondisi semacam ini, ” paparnya dihadapan ratusan insan media yang hadir saat itu termasuk para senior wartawan di Tegal seperti H Tambari Gustam, Lutfi AN, Sam sudin, Agus Sulardi, Fera dan kawan-kawan.
Namun disadari oleh sesama wartawan yang hadir, bahwa kondisi semacam itu bukan karena tak ada solidaris mereka, akan tetapi faktor kondisi kehidupan mereka dalam posisi yang dilematis disamping faktor lain, seperti karena kesibukan, kurangnya komunikasi sesama insan pers atau kurangnya jalinan silaturahmi.
Karena itu baik, Tambari Gustam, Lutfi AN, Samsudin, Agus Sulardi sebagai senior dan semua wartawan yang hadir sepakat bila pertemuan SWAT ini ditindak lanjuti dengan agenda yang lebih positif lagi.
Bahkan lebih lanjut mereka menyepakati pembentukan forum permanen dengan menetapkan H Tambari Gustam sebagai ketua, Suswoyo Haris sebagai Wakil Ketua, Lutfie AN sebagai Sekretaris, Agus Sulardi sebagai bendahara, Samsudin sebagai penasehat. ( Sam Anhar/Ibnu J).