Indramayu, PN
Melihat tumpukan sampah di Bendung Bojongsari Kelurahan Bojongsari Kecamatan/Kabupaten Indramayu, UPTD Kebersihan Indramayu dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup dengan inisiatif sendiri membersihkan tumpukan tersebut dengan cara dialirkan secara manual.
Plt Kepala UPTD Kebersihan Indramayu, Daniwan menyebutkan bobot tumpukan sampah di Bendung Bojongsari sekira 30 ton. Pembersihan tumpukan sampah kiriman dari daerah hulu itu kata dia dikerjakan secara manual dan dibutuhkan waktu sekira 3-4 hari.
“Ini murni sampah kiriman. Kalau sampah dari masyarakat sangat kecil karena Pemkab Indramayu sudah membuatkan tempat pembuangan sementara (TPS) di masing-masing desa. TPS itu untuk mengingatkan agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai,” kata dia saat pembersihan sampah, Kamis (07/01).
Menumpuknya sampah ini sambungnya, mungkin pintu air Bangkir dibuka secara penuh sehingga sampah kiriman menggelontor ke Cimanuk By Pass dan imbasnya menumpuk di Bendung Bojongsari. Tumpukan sampah itu kata dia tertahan oleh tiang jembatan bendung.
“Ada tiang jembatan yang menghalangi aliran sampah, kalau ada pengurangan tiang mungkin sampah akan lancar,” prediksi Daniwan.
Ditanya bagaimana kalau tiang jembatan itu dibongkar, ia menyebutkan secara pribadi setuju namun secara kedinasan itu urusan teknis dinas terkait.
Ia tidak menampik kontruksi bendung itu dibangun saat musim kemarau dan mungkin tidak melihat kondisi alam saat musim hujan. Sihingga tidak diantisipasi apakah air akan naik atau tidak.
Ia juga tidak mau terlalu jauh mencampuri urusan dinas teknis dalam hal ini Dinas PUPR. Termasuk ditanya apakah perencanaanya salah. “Perencanaan dan pembangunan Bendung Bojongsari betul direncanakan dan dikerjakan oleh Dinas PUPR. Kemudian apakah perencanaanya salah atau tidak, no coment,” kilahnya.
Yang pasti kata dia, tiap musim hujam pasti ada tumpukan sampah karena sampah tertahan oleh tiang jembatan. “Pengangkatan sampah ini yang kedua kalinya. Pertama pada Januari 2020 dan sekarang janurai 2021,” beber dia.
Secara tupoksi, sebutnya, penanganan sampah di sungai dikerjakan oleh Dinas PUPR namun karena masyarakat tahunya kalau penanganan sampah itu dikerjakan UPTD Kebersihan DLH maka dengan inisiatif sendiri tumpukan sampah itu dibersihkan pihaknya.
“Secara tupoksi kalau sampah di air dikerjakan oleh PUPR sementara kalau sudah ada diatas akan dikerjakan oleh kami,” tandas Daniwan.
Sementara itu, warga Blok Kedaman Keluruhan Bojongsari, Widia mengaku setelah ada Bendung Bojongsari lokasinya sering kebanjiran khususnya saat musim penghujan karena air sungai naik ke permukaan. Naiknya air sungai kata dia, mungkin aliran airnya tertahan oleh tumpukan sampah. “Setelah ada bendung ini dan setiap musim penghujan kami merasa waswas adanya banjir. Itu kami alami sendiri,” akunya.
Widia mengeluhkan adanya tumpukan sampah itu, pasalnya selain mengganggu pemandangan juga menimbulkan bau tak sedap. (01/san)