Indramayu. PN
Para petani terus keluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi, kendati mempunyai kartu tani namun tetap kesulitan mencari pupuk, kali ini terjadi diwilayah Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu.seperti dikeluhkan salah satu petani di kecamatan tersebut Edi (45) kepada Harian Pelita News, Kamis (21/1) .
Sejumlah petani di Kecamatan Lelea mengeluhkan atas kelangkaan pupuk bersubsidi, fenomena kelangkaan pupuk bersubsidi hampir terjadi tiap tahun menjelang musim tanam, padahal kelompok tani sudah memberikan kartu tani sebagai tanda untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Namun kenyataannya petani sangat kesulitan mendapatkan pupuk tersebut.
Menurut Edi. Kendati sudah ada kartu tani dari ketua kelompok tani, pada prakteknya tetap kesulitan, tiap kartu tani dijanjikan akan mendapat pupuk bersibsid sebanyak antara 2 -3 kwintal , pupuk sebanyak itu cukup untuk luas lahan satu bahu. Sedangkan bagi petani yang luas lahannya lebih dati 1 bahu tidak masuk pada program subsidi. Akan tetapi saat pupuk bersubsidi tidak semuanya diberikan kepada para petani dengan harga Rp.250 ribu/kwintal . Pemberian pupuk tersebut diberikan secara dicicil itupun pembwrian pupuk waktunya sudah lewat waktu .” para petani tidak menerima pupuk secara full” ujar Edi
Keluhan para petani bukan saja pada persoalan pupuk termasuk harga insektisida yang cakap mahal, sehingga sangat memberatkan biaya proses tanam , sementara khusus bagi petani yang lahan garapannya dapat sewa dari orang lain maka jika dihitung secara ril tidak akan ketemu sebab besar pasak dari pada tiang. Misalnya untuk sewa lahan seluas 1bahu harus membayar 30 kwintal, sedangkan untuk biaya tanam dalam 1bahu sebesar Rp. 1 juta ditambah biaya traktor Rp.1 juta, sedangkan harga gabah hasil panen tidak sesuai dengan pengeluaran apa lagi dengan kelangkaan pupuk seperti sekarang.
Edi menambahkan. Kendati demikian para petani tetap berani membayar pupuk dengan harga mahal, justru karena pupuk bersubsidi sama sekali sulit didapat, kondisi seperti ini diduga ada permainan bagi oknum yang mengelola pupuk bersubsidi. Pastinya pemerintah sudah menyalurkan pupuk sesuai kebutuhan petani dengan menghitung luas lahan pertanian ditiap wilayah , harapan petani di indramayu untuk saat ini hanya bergantung pada kebijakan pemerintah artinya segera mungkin menindak dan atau menertibkan penyaluran pupuk subsidi ” kalau pemerintah tidak segera menindak maka para petani akan menjadi sapi perahan bagi okunum yang bermain di pupuk bersubsidi,” pungkas Edi.(duliman)