Kab.Indramayu, PN
Menyikapi masih tingginya animo masyarakat Indramayu menjadi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ke luar negeri mendorong Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) membuka kantor cabang atau menempatkan Petugas Rekrut Calon Tenaga Kerja Indonesia (PRCTKI) di Kabupaten Indramayu salahsatunya PT. Usahatama Bunda Sejati (UBS).
Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang berkantor pusat di Jakarta Timur ini sengaja menempatkan PRCTKI di Kota Mangga selain lebih mudah dalam merekrut dan mengurus dokumen perjalanan ke luar negeri juga mendekatkan pelayanan ke CPMI.
“PT UBS sengaja menempatkan PRCTKI di Indramayu. Harapannya agar lebih mudah dalam merekrut dan mengurus dokumen perjalanan CPMI ke negara penempatan. Hal yang sama juga dilakukan PPTKIS/PJTKI lainnya yang jumlahnya mungkin mencapai ratusan perusahaan,” kata Koordinator Lapangan (Koorlap) PRCTKI PT. UBS di Indramayu, Suprawoto ketika ditemui disela-sela proses pembuatan dokumen perjalanan CPMI di Layanan Terpadu Satu Atap Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (LTSA PPPMI) kabupaten setempat, Jumat (10/01).
Menurutnya, meski jumlah perusahaan sangat banyak namun dalam satu bulan pihaknya bisa merekrut/memberangkatkan 25 CPMI ke luar negeri sesuai negara penempatan seperti Negara Taiwan, Hongkong, Singapura dan Malaysia.
Kemudian agar para CPMI nyaman dan aman bekerja di negara orang mereka dibekali pelatihan terlebih dahulu di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) Kallian Jaya Jaktim. Di BLKLN sambungnya, mereka (CPMI) mengikuti pelatihan bahasa negara tujuan, praktik cara merawat orang tua, mempergunakan alat-alat rumah tangga, membersihkan peralatan dan cara menggunakannya. Cara menggotong orang tua, juga diajari cara sedot dahak. Artinya, mereka bisa melakukan sendiri di rumah majikan tanpa harus menggunakan tenaga dokter dan lainnya.
“CPMI yang kami rekrut semuanya tenaga Informal untuk mengurus lansia (caretaker). Sebelum berangkat mereka dibekali pengetahuan seputar adat istiadat negara tujuan, bahasa dan lainnya di BLKLN. Untuk eks PMI waktunya 40 hari dan non PMI 60 hari,” kata pria yang akrab disapa Prawoto ini.
Ditanya karena PPTKIS jumlahnya banyak pastinya saat melakukan perekrutan CPMI akan muncul persaingan. Ia membenarkan dan itu lumrah. Karena semakin banyak perusahaan serupa maka di lapangan akan semakin banyak pula persaingannya bahkan sangat ketat.
Meski banyak pesaing ia mengaku tidak kuatir dalam menghadapi persaingan tersebut. Ia mengedepankan pelayanan terbaik bagi CPMI. Jumlah agensi di luar negeri banyak, dampaknya permintaan CPMI juga banyak.
“Kami memberikan jaminan proses pelayanan (pemberangkatan) lebih cepat. CPMI jangan takut akan berlarut-larut di penampungan, mereka cepat berangkat. Intinya, dibalik persaingan PT. Usahatama Bunda Sejati tetap tegar,” tegas dia.
Prawoto tidak menampik animo masyarakat Indramayu untuk bekerja ke luar negeri masih tinggi. Bahkan berdasarkan info yang diterimanya jumlah PMI Indramayu tertinggi di Jawa Barat bahkan nasional disusul Kabupaten Lombok NTB.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirangkum dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu disebutkan selama 2019, jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Indramayu yang bekerja ke luar negeri mencapai 20.530 orang. Mereka tersebar di 14 negara dan bekerja di jalur formal maupun informal.
Ke-14 negara dimaksud diantaranya Bahrain 1 orang, Brunai Darussalam 167 PMI, Hongkong ada 4.320 orang, Ireland 1 orang, Korea 1 orang, Kuwait 1 orang, Malaysia sebanyak 2.621 pekerja, Oman ada 1 orang, Polandia 16 orang, Saudi Arabia 4 orang, Singapura 2.634 PMI, Taiwan sebanyak 10.758 PMI dan UEA sebanyak 8 orang. (01/san)