Indramayu, PN
Melalui peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) atau Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan selama 16 hari (25 November-10 Desember), Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) cabang Indramayu mengkampanyekan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan pencegahan perkawinan anak.
Kampanye itu disuarakan KPI melalui talk show bersama beberapa jaringan dan media (PWI) di Cilacap Meeting Room Hotel Grand News Trisula Indramayu, Senin (7/12). Adapun tema yang diusung saat talk show itu “Memperkuat Jaringan dengan Mengorganisir Kampanye Penghentian Perkawinan Anak di Kabupaten Indramayu”.
Sekretaris KPI cabang Indramayu, Yuyun Khairunisa mengajak para pihak termasuk media untuk mengkampanyekan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan stop perkawinan anak. “Dengan menggandeng media kita bersama-sama mengkampanyekan stop perkawinan anak. Kampanye itu untuk meminimalisir Kabupaten Indramayu dari kasus perkawainan anak,” kata dia disela-sela talk show.
Saat talk show sambungnya pihaknya mengundang jejaring juga media supaya sama-sma bersinergi mewujudkan Indramayu tanpa perkawinan anak. “Dengan peringatan 16 HAKTP kami mengajak masyarakat Indramayu turut serta mengkampanyekan HAKTP dan mengkampanyekan stop perkawinan anak,” haran Yuyun.
Menurutnya, setiap tahunnya, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Rentang waktu selama 16 hari itu berkaitan antara penghapusan pencegahan kekeraan terhadap perempuan pada tanggal 25 November dan 10 Desember hari HAM.
“Melalaui peringatan ini kami menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PWI Indramayu, Dedi S Musashi membenarkan bahwa peran media sangat penting dalam mengkampanyekan stop perkawainan anak. selama ini kata dia, pihaknya hanya sedikit mendengar imformasi berita-berita kekerasan karena teman-teman KPI kurang memberikan informasi.
Selama ini pihaknya hanya mendengar berita-berita seputar pilkada dan pandemic Covid-19. Sementara berita terkait kekerasan terhadap perempuan kecil sekali. “Kami meminta kepada KPI untuk memberikan informasi seputar kekerasan terhadap anak. Identitas korban kekerasan akan kami rahasiakan,” kata dia usai talk show.
Menurutnya, melalui momen HAKTP pihaknya mengajak untuk sama-sama menginformasikan bahwa kekerasan dimasyarakat sangat tinggi dan pengaruhnya sangat besar. Agar tidak terjadi lagi maka peran media sangat dibutuhkan. “Kami berharap kekerasan dirumah tangga, perkawinan usia anak tidak terjadi lagi di Indramayu karena sangat mempengaruhi reproduksi dan mempengaruhi psikologi anak itu anak sendiri termasuk persoalan-persoalan lainnya,” harap dia.
Hari ini tambah Dedi, pihaknya sudah meminta kepada KPI untuk bersinergi dan berbagi informasi. “Setiap ada informasi dari teman-temen KPI agar diinformasikan ke temen-temen media. Sehingga media bisa menginformasikan kepada masyarakat, stakeholders termasuk pemerintah biar pemerintah daerah mengambil kebijakan terkait adanya kekerasan terhadap anak, perempuan dan persoalan-persoalan KDRT, persoalan perkawinan usia anak yang makin hari makin marak,” tambah Ketua TACB Indramayu ini. (01/san)