Kabupaten Cirebon, PN
Semakin melambungnya harga kedelai belakangan ini berimbas pada sejumlah pengrajin tempe rumahan di Kabupaten Cirebon.
Mereka mengaku merasa heran dengan terus naiknya harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir.
Andre atau yang biasa disapa pak Awas salah seorang pengrajin tempe rumahan yang terletak di desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon blok Kemungkinan Rt 01 Rw 01 mengatakan pada Journalist Harian Pelita News, senin ( 7/6/21 ) bahwa harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir terus mengalami kenaikan ” sebelumnya harga kedelai masih Rp 7.000 per kg nya namun berangsur angsur naik hingga sekarang kedelai menyentuh harga Rp. 11.000 per kg nya ” katanya.
Kenaikan harga kedelai diakuinya akan membebani biaya produksi maka dengan kenaikan harga kedelai akan bertambah pula biaya produksinya, padahal kita sendiri tidak bisa menaikkan harga tempenya dipasaran ” saya berharap pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Cirebon dalam hal ini Disperdagin Kabupaten Cirebon harus bisa membantu kami sebagai pengrajin tempe rumahan supaya dapat menurunkan harga kedelai ” tegasnya.
Maka dari itu dengan melambungnya harga bahan baku pembuatan tempe apalagi pada masa pandemi covid-19 seperti ini harga harga mulai pada naik maka bisa saja semakin banyak pula pengrajin tempe rumahan gulung tikar akibat harga kedelai yang melambung atau tinggi, ucap Andre atau yang biasa disapa pak Awas.
Untuk kedepannya saya berharap perhatian dari pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Cirebon terkait kenaikan yang terus menerus harga kedelai agar pabrik tempe termasuk pengrajin tempe rumahan terus bertahan dan berjalan, pungkasnya diakhir pertemuan dengan Journalist Harian Pelita News. ( Nurzaman )