Indramayu,PN
Para siswa kini mulai terjebak dengan kondisi kejenuhan di rumah, akibat larangan masuk sekolah oleh pemerintah, yang sudah berlangsung hampir 6 bulan. Sejumlah siswa yang ditemui mengaku sudah sangat kangen bersekolah kembali, aktifitas di rumah sudah “mati kutu” karena tidak lagi bisa bersosialisasi dengan teman-teman langsung. Pola pengajaran dengan sistim daring melalui media internet melalui media gadget smatpone . memiliki plus dan minusnya.
Menurut sejumlah pengamat dalam sebuah artikel ,Gadget bukan hanya dijadikan pembantu kehidupan ataupun alat komunikasi dengan dunia luar, tapi juga bisa dijadikan teman untuk mengisi waktu luang. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di gadget seperti : aplikasi, kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah? Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.
Lebih parah lagi ada yang menggunakan gadget untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan menjadi budak teknologi.
Gadget telah menjadi bagian dari kehidupan pelajar, sehingga keberadaan gadget menyebabkan adanya dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari gadget adalah mempermudah dalam pencarian informasi dan komunikasi, selain itu, dapat menjadikan pelajar tidak gagap teknologi. Adapun dampak negatifnya, yaitu mengganggu belajar siswa, berakibat buruk pada perilaku,kesehatan, dan sikap siswa, serta mengakibatkan pemborosan. Untuk itu sangat diperlukan pembatasan serta arahan dari orang tua dalam menggunakan gadget.
Tidak terkecuali untuk dunia pendidikan, banyak guru disekolah yang melakukan proses belajar dengan memanfaatkan teknologi gadget. Penggunaan internet di sekolah oleh pengajar yaitu pengumpulan tugas, persentasi jarak jauh menggunakan (video call) dan chatting, publikasi jurnal dan materi.
Banyak aplikasi-aplikasi penunjang pendidikan yang semakin lama semakin berkembang untuk meningkatkan daya kreativitas anak. Aplikasi yang disediakan berupa google translite, games, rumus matematika online maupun aplikasi pendukung penulisan seperti office, notepad dan lain sebagainya.
Gunakanlah gadget sebagaimana mestinya jangan terlalu berlebihan dan jangan digunakan untuk hal-hal yang tidak berguna yang dapat merugkan diri sendiri dan orang lain. Karena dengan perkembangan gadget ini yang sangat menjadi korban adalah para remaja dan anak-anak. Maka dari itu waspadalah terhadap perkembangan gadget tersebut. Selain itu peran orang tua juga sangat penting dalam membimbing anaknya agar tidak terjerumus dengan kemerosotan zaman saat ini.
Diharapkan juga kepada pelajar untuk menggunakan nalar dan pikirannya dalam memanfaatkan hanphone. Sebaiknya pelajar menggunakan gadget seperlunya dan penggunaannya sesuai dengan kondisi agar dampak buruk dari gadget tidak terjadi.
Selain dilihat dari segi positif dalam hal efisiensi pengembangan pendidikan. Ada pengaruh negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan untuk perkembangan anak. Dengan menggunakan gadget, manusia memiliki dunia sendiri tanpa perlu berkomunikasi dan interaksi dengan masyarakat. Dengan moto “Media sosial adalah tempat dimana mendekatkan yang jauh,dan menjauhkan yang dekat”. Makhsud dari moto tersebut adalah penggunaan gadget yang salah, saat seseorang berkumpul dalam suatu ruangan, mereka lebih asyik untuk menundukan kepala dan bermain tombol dalam gadget untuk sekedar berkomunikasi maupun melihat aplikasi lain di dalam gadget tanpa menghiraukan orang-orang disekitarnya.
Kemajuan teknologi gadged bagi pendidikan jika dilihat dari sisi negatifnya bisa mengakibatkan siswa malas. Kurangnya kesiapan siswa dalam menghadapi permasalahan dikarenakan lebih mengandalkan gadget daripada mencari solusi dengan cara dan ide yang dimiliki sendiri.
Sehingga arena teknologi membuat siswa kurang produktif, Melatih siswa untuk belajar curang, terutama dalam hal ujian, karena hal ini membuat siswa lebih mudah dalam membuat copy ujian, menulis rumus dan perhitungan pada aplikasi kakulator dan lain sebagainya.
Jika penggunaan gadget tidak bisa dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan fungsinya, maka akan berdampak pada degradasi moral dan terjerumus kepada hal-hal yang negatif.
Akan membuat seorang anak menjadi kecanduan untuk menggunakannya setiap waktu. Kecanduan tersebut dapat berpengaruh terhadap psikologis anak dalam berinteraksi secara sosial maupun tingkat prestasi anak.
Hal ini, membuat kita tersadar bahwa dunia anak saat ini telah jauh berbanding terbalik dengan anak-anak pada era 90 yang dunia anak-anaknya masih sangat kental dengan bermain di lapangan, berkumpul dengan teman-teman dan mencari solusi setiap permasalahan soal di sekolah dengan membaca buku ataupun aktif bertanya kepada pengajar.
Karena teknologi ini memiliki dua sisi yaitu, dampak positif dan dampak negatif. Maka dari itu pendidik dan orang tua punya peran untuk melakukan pengarahan dan pengawasan siswa dan anak-anak dalam menggunakan teknologi secara tepat. ( san)