Pelita News, Cirebon.
Sekelompok Ibu-ibu Rumah tangga Blok Kedoya Desa Waru Gede Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon Rela jadi Kuli Panggul Batu Alam hasil para Pengrajin yang ada di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang, di antaranya H. Adi. Dan biasanya Batu alam tersebut hendak dikirim berdasarkan pesanan baik ke Luar Jawa maupun Luar Negri.
“Demi mendapatkan Penghasilan kelompok ibu- ibu pun rela menjadi Kuli panggul, padahal pekerjaan tersebut semestinya dilakukan oleh para Pria, namun Karena mereka ingin mendapatkan Penghasilan Kelompok Ibu-ibu itu Rela melakukanya, dengan harapan bisa mencukupi Kebutuhannya dengan hasil yang di dapat.
Di usianya yang hampir Berumur 60 tahun, para ibu -ibu terlihat kuat dan semangat melakukan pekerjaan tersebut dan terlihat cukup semangat. “Saat awak media pelita News mencoba menemui mereka diantaranya ibu “Ami” ia
menuturkan, Pekerjaan ini saya lakukan sejak dulu dan sudah lama biasa dilakukan dengan temen-temen, dengan harapan bisa Mendapatkan Uang agar bisa mencukupi Kebutuhan sehari-hari. ” jawab Asmi, ” ya lumayan saja Mas.? dari pada nganggur ngeriung di rumah kan tidak ada yang membayar, katanya, “jadi kalau ada muatan Batu Alam seperti ini dan membutuhkan kuli, maka rombongan kami siap melakukan pekerjaan tersebut.
Dan Untuk memuat satu Mobil Kontainer kami di bayar Tujuh ratus Ribu Rupiah (Rp 700.000,-) dikerjakan secara bersama-sama (Rombongan) Batu alam yang masuk Kontainer biasanya hendak di kirim ke luar jawa atau ke Luar Negri, muatan akan Terisi Penuh dalam satu hari pengerjaan secara bersama-sama, dan upah yang di dapat akan di bagi rata. Jawabnya.
Lanjutnya, pekerjaan Kuli muat Batu Alam ke Dalam Kontainer aka terus kami lakukan selama pengusaha pengolahan kerjaan Batu alam masih ada yang penting kami masih dalam beri kesehatan, apalagi bahan baku yang akan di kelola masih banyak tersedia, dan di sini pengrajin Batu Alam suda cukup terkenal, “katanya, sehingga pembeli dari mana-mana pasti datang, mas.?
Untuk itu Pekerjaan seperti ini Pasti akan kami lakukan, selama kami masih bisa melakukanya. Pungkasnya. (Hartono)