Kabupaten Cirebon, PN
Warga Blok Depok Rt02 RW 05 Desa Windujaya Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, dibuat was-was dengan adanya dugaan warga di desa tersebut telah terpapar Covid 19, dan hingga kini warga masih mengharapkan respon yang tanggap dari Pemerintahan Desa Windujaya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi kasus serupa pada warganya.
Menurut Udin Sekretaris Desa Windujaya ketika di hubungi Harian Pelita News Sabtu (01/05) melalui via telepon selulernya, dirinya enggan memberikan jawaban benar atau tidaknya terkait dugaan beberapa warganya yang diduga terpapar Covid19, yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri dirumahnya. Selain itu Udin juga hanya mengarahkan kepada Harian Pelita News untuk mengkonfirmasi langsung kepada satgas Covid yang ada di wilayah Desanya.
“lebih baik ke Balai Desa, disitu ada Kasatgasnya, ada dari Dinas Kesehatanya kalau dari situ keterangannya lebih lengkap, kalau dari saya takut salah,”katanya.
Lebih lanjut, Dia juga menyampaikan setiap RT diwilayah desanya sudah terdapat masing-masing posko Covid19, dan hal tersebut juga mengingat bukan dihari kerja sehingga satgas Covid bertugas dirumah masing-masing.
“Kalau hari Sabtu poskonya pindah dimasing-masing rumah RT,”tambahnya.
Ketika disambangi Harian Pelita News Rosita Ketua RT 02 RW 05 Blok Depok Desa Windujaya membenarkan, terdapat enam warganya yang terpapar Covid19, selain itu juga untuk keperluan hariannya Rosita diminta oleh Pemerintah Desa Windujaya untuk memenuhi kebutuhan warga yang terpapar itu, dan hingga saat ini Rosita sampaikan, warga yang diduga kuat terpapar Covid19 sedang melakukan isolasi mandiri dirumahnya.
“ia betul, tetangga, ada enam orang itu rumahnya disebelah mushola, sekarang lagi isolasi mandiri dirumah masing-masing,”ucapnya.
Kembali Rosita menjelaskan, berawal dari seorang Ibu berinisial (It), yang saat itu diduga mengalami masalah pada Indra penciumannya dan tenggorokannya, selain itu juga (It) mengalami masalah pada badannya yang sat itu terasa lemas, hal tersebut diduga merupakan penyebab pertama (It) diduga terindikasi Covid19, dan hal tersebut juga diduga telah menular ke orang tuanya dan anaknya serta kedua keluarganya. Kemudian setalah tim gugus tugas Covid19 beberapa waktu lalu datang dikediaman it dan keluarganya, satu keluarga tersebut diminta untuk isolasi mandiri dirumahnya oleh pihak satgas gugus tugas Covid19.
“awalnya Ibu (It), katanya sih penciuman nggak terasa, tenggorokannya gatal dan badannya kemas. kemudian orang tuanya, anaknya dan kelurga lainnya dengan jumlah sebanyak enam orang,” jelasnya.
Untuk kebutuhan sehari, Rosita diminta oleh pemerintah desa untuk menyiapkan kebutuhan sehari-harinya, dengan menyiapkan makanan dan kebutuhan lainnya, akan tetapi selama tiga hari Rosita memenuhi kebutuhan satu keluarga tersebut yang diduga terpapar Covid19, diakuinya Rosita baru menerima uang sebesar Rp 250 ribu dari pemerintah Desa Windujaya, dan Dia ungkapkan bahwa uang dengan nominal tersebut untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga itu, dirasa tidak cukup apabila untuk waktu 14 hari.
“Saya yang ngasi makanan, baru tiga hari, uangnya dan beras dikasih sama desa, saya yang masak, saya dikasih Rp 250 ribu sama desa, nggak ngomong untuk berapa harinya, ini aja tinggal 50 rb, dan nanti kalau habis saya minta lagi,”bebernya.
Rosita menambahkan, pihaknya tidak mengetahui berapa besaran nominal anggaran perorangan untuk memenuhi kebutuhan warganya yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri, dan ketika disinggung mengenai honor yang diterimanya dalam memenuhi kebutuhan warga yang sedang isolasi, Dia juga tak mengetahui.
Selanjutnya Rosita sampaikan, upaya untuk pencegahan penyebar luasan Covid19 diwilayahnya, masyarakat secara mandiri telah melakukan upaya penyemprotan cairan disinfektan, dan hingga saat ini upaya untuk pembatasan secara mikro di lokasi tersebut belum ada, dan dipaparkannya awal mula adanya Covid19 ditahun lalu diwilayahnya, dibandingkan saat ini, Ia katakan lebih parah saat ini, pasalnya ditahun sebelumnya tidak ada warga yang terpapar dan saat ini terdapat warga yang terpapar.
“ya parah sekarang, dari pada yang dulu, kalau dulu kan nggak ada yang kena, kalau sekarang ada yang kena,”tambahnya.
Terpisah Miskam Warga RT 01 RW 05 Blok Depok Desa Windujaya mengatakan,hingga saat ini dirinya belum mengetahui adanya instruksi dari pemerintahan desa untuk melakukan pembatasan secara mikro, seperti penyekatan maupun pengecekan kedatangan warga dari luar kota, dibandingkan tahun sebelumnya dimana kegiatan tersebut ada dan dilaksanakan dengan ketat, dengan adanya kejadian tersebut.
“untuk sementara ini belum melihat dan belum mendengar intruksi dilapangan, kalau sebelumnya penyemprotan, penyekatan, kalau ada yang dari Jakarta di cek secara ketat, tapi yang ini belum ada dan dikhawatirkan takutnya ada penyebaran juga,”katanya.
Menurutnya hingga saat ini, gerakan untuk pencegahan dari pemerintah desa diduga baru sebatas himbauan dan belum ada kegiatan secara nyata seperti pertama kali Pandemi ini muncul.
“baru sebatas himbauan saja dari pemerintah desa,”lanjutnya.
Selaku warga Ia berharap, apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat terkait penanganan mau pencegahan penyebaran Covid19 di desanya bisa diterapkan secara maksimal, dan diakuinya dengan adanya dugaan warga RT 02 RW 05 Blok Depok Desa Windujaya yang diduga terpapar Covid19 dirinya sangat khawatir.
Sementara itu Suhana warga blok Depok Rt02 RW 05 Desa Windujaya menjelaskan, pihaknya saat itu mendengar secara langsung dari ungkapan dari perangkat desa yang membenarkan bahwa wilayah RT 02 itu terdapat warga yang diduga terpapar Covid 19, seperti halnya yang disampaikan Rosita.
“Awalnya dapat penjelasan dari perangkat desa yakni Kadus, sekarang ada 6 tiga keluarga yang berada di satu Lingkungan, berawal dari (It) yang katanya penciumannya Indra penciumannya hilang dan yang lain dinyatakan OTG (Orang Tanpa Gejala.red),”jelasnya.
Lebih lanjut Suhana juga paparkan, respon terkait Pemerintah Desa Windujaya terkait dugaan warganya yang terpapar Covid19, hanya sebatas pembatasan di lingkungan sekitar, dan hingga saat ini yang katanya akan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan oleh pemerintah desa diwilayah tersebut belum nampak, dan Suhana juga menyayangkan awal Pandemi Covid 19 di desanya tidak ada warga yang terpapar, akan tetapi protokol kesehatan dijalankan dengan ketat, namun saat ini di wilayah Desanya terdapat warga yang diduga terpapar Covid19 tidak seketat sebelumnya.
Masih Suhana, dirinya bersama warga lain mewacanakan untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan di dua RT, dengan anggaran dari swadaya masyarakat, dan ia juga bersyukur dengan kepedulian masyarakat apa yang diwacanakan bisa terealisasi tadi pagi (Sabtu pagi.red) tanpa menggunakan anggaran dari pemerintah desa.
Dengan adanya hal tersebut Suhana meminta kepada Pemerintah Desa Windujaya, agar bisa aktif menjalankan tupoksinya sebelum warganya meminta untuk melakukan hal yang wajib dilakukan pemerintah desa.(Red/Sur)