Kab. Cirebon, PN
Pelaksanaan penyekatan di hari kedua dalam rangka PPKM Darurat Jawa-Bali tepatnya di Jalur Alternative Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang menuju Kabupaten Kuningan pada Jum’at (9/7) sore tadi sempat diwarnai ketegangan. Hal tersebut bermula adanya salah seorang pengendara roda empat dari arah Selatan Cipeujeuh Wetan tanpa mengenakan masker turun dari kendaraannya menghampiri petugas yang tengah berjaga dan meminta agar portal penghalang jalan dapat dibuka. Dalam perdebatan tersebut seorang pengendara roda empat pun mengaku merupakan Kepala Puskesmas Astanajapura yang hendak akan memberikan penanganan atau pertolongan kepada pasien yang sudah berada di PONED atau Puskesmas, karena kemanusiaan dan yang bersangkutan merupakan tenaga kesehatan akhirnya penyekat jalan pun dibuka oleh petugas yang berjaga dengan tetap memberikan teguran kepada Nakes yang tidak mengenakan masker.
Panit Provost Polsek Lemahabang, Aiptu. E. Sutiman kepada beberapa awak media yang tengah meliput pelaksanaan Penyekatan mengatakan, dirinya sebagai petugas Pos Penyekatan hanya melaksanakan perintah sesuai aturan mengenai pelaksanaan penerapan PPKM Darurat, termasuk pelaksanaan penyekatan di Jalur Lemahabang – Sindang laut maupun sebaliknya. Dimana pelarangan melintas ini berlaku pada siapapun namun ada pengecualian sesuai dengan ketentuan PPKM Darurat Jawa Bali. Seperti insiden yang terjadi pada Jum’at sore saat pelaksanakan penyekatan, ada salah seorang pengendara roda empat yang meminta agar penyekat dibuka. ”Dengan tegas permintaan tersebut tentunya kami tolak hingga terjadi sedikit perdebatan, namun ketika yang bersangkutan mengaku seorang tenaga kesehatan dan Kepala Puskesmas akhirnya kami buka dan dipersilahkan melintas,” terangnya.
Lanjut dikatakan E. Sutiman, jika memang pengendara tersebut seorang Nakes seharusnya memberi contoh dan teladan kepada masyarakat dengan mengenakan masker yang baik. Menurutnya, bagaimana pihaknya mengetahui jika yang bersangkutan adalah seorang Nakes, ia sendiri meminta dibukakan pembatas dengan nada yang tinggi tanpa mengenakan masker pula. Hal ini tentunya sangat ironis, disaat seluruh lapisan Masyarakat wajib untuk memakai masker, namun ada seorang yang mengaku dari Nakes tidak mengenakan masker meminta petugas membukakan Penyekatan Jalur, itulah salah satu alasan pihaknya yang sempat melarang kendaraan Nakes tersebut untuk melintas dan memintanya untuk memutar balik. ”Kami petugas tentunya memahami siapa yang boleh melintas dan yang tidak, namun alangkah baiknya jika melakukan komunikasi dengan sopan dan baik, toh apa yang kami lakukan ini semata demi kepentingan berasama,” jelasnya. (ries)