Indramayu, PN
Stok darah yang tersimpan di bank darah Palang Merah Indonesia (PMI) Indramayu minim. Minimnya stok darah itu karena selain kebutuhan per hari sangat banyak juga batas waktu darah sangat pendek hanya 12 hari. Ditambah lagi adanya pandemi COVID-19. Menjawab hal itu, PMI setempat akan menggenjot stok darah melalui kegiatan donor darah.
Ketua PMI Indramayu, Mulya Sejati mengapresiasi kegiatan baksos donor darah yang diprakarsai PWI Indramayu dalam rangkaian HPN 2021. Menurutnya, kegiatan yang dimotori PWI ini diharapkan berkelanjutan. Artinya PWI bisa menjadi penggerak untuk kegiatan donor darah, pasalnya di masa pandemic COVID-19 ini stok darah sangat minim. Sementara kebutuhan banyak.
“Kebutuhan darah per hari 50-60 labu,” kata dia usai baksos donor darah PWI Indramayu di kompleks Sport Center kemarin.
Ia tidak menampik stok darah sangat kurang makanya PMI terus bergerak untuk mencari pendonor. Kalau stok habis pihaknya membeli ke tempat lain. Hal itu karena faktor kemanusiaan.
Masalah penggunaan darah kata dia, pihaknya mohon bantuan ke PWI untuk mensosialisasikannya. Karena di masyarakat seolah-olah darah itu beli di PMI, padahal bukan. Itu untuk operasional seperti beli labu, jarum, alat filter darah, operasional armada/pekerja dan lainnya. “Biaya pengganti pengolahan darah dengan batasan harga maksimal Rp.360 ribu. Hal itu sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah,” beber mantan Camat Anjatan ini.
Mulya Sejati menyebutkan, darah dari pendonor tidak langsung dipakai tetapi di filter dulu. Kalau darah itu ada virusnya akan diafkir. Afkiran sekira 5 persen. Jadi tidak semua darah dari pendonor itu bgisa dipakai. “Agar tidak ada miskomunikasi maka PWI dimohon untuk mensosialsiasikan bahwa darah itu bukan beli,” sebutnya.
Menyinggung pasca banjir, ia berharap agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungannyanya karena pasca musim banjir ini akan berkembang penyakit deman berdarah yang oleh nyamuk aedes aegypti. “Kalau demam berdarah trombositnya yang rendah dan untuk menaikan trombosit itu dibutuhkan darah,” kata dia.
Ditambahkan, minimnya stok darah di PMI Indramayu salahsatunya karena katerbatasan alat, sarana dan prasarana (kantor sumpek) dan kekurangan karyawan/tenaga medis. Untuk pengadaan tenaga medis tidak ada dana. “Tenaga medis yang ada dulunya merupakan para relawan sehingga saat diberi honor berapapun mau. Tapi kalau mengambil tenaga medis non relawan belum ada untuk salary/gaji sesuai UMR. Pastinya mereka (tenaga medis non relawan) mencari ke tempat lain yang gajinya lebih menjamin,” tambahnya. (saprorudin)