Indramayu, PN
Mensiasati kelangkaan stok darah di tengah pandemi Covid-19, PMI Indramayu membentuk jaringan komuitas seperti komunitas darah segar (KDS) maupun komunitas donor darah (KDD). Komunitas dibentuk secara sukarela untuk mendonorkan darah. Saat mencari pendonor diberlakukan protocol kesehatan (prokes) secara ketat.
Ketua PMI Kabupaten Indramayu, Mulya Sedjati mengatakan sejak awal pandemi Covid-19 hingga saat ini stok darah sangat minim. Minimnya stok darah itu karena terkendala pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di awal pandemic dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Pada pemberlakuan PSBB dan PPKM kata dia, pihaknya tidak bisa mencari pendonor di tempat umum karena terbentur aturan. Belum lagi adanya kewajiban vaksin. Usai vaksin tidak boleh donor kecuali setelah vaksin kedua. Itupun setelah 14 hari pascavaksin. Dan para pendonor umumnya taat vaksin sehingga stok darah sangat minim.
“PMI tidak bisa mengelak ketika ada pihak yang membutuhkan darah terus dibilang tidak ada. Kita butuh solusi/inovasi agar pasien yang membutuhkan darah bisa terpenuhi. Solusinya adalah komunitas baik itu KDS maupun KDD. Saat donor kita terapkan prokes ketat,” kata dia di PMI Indramayu, Jumat (30/07).
Mulya menyebutkan kebutuhan darah perhari antara 50-60 labu. Sementara stok sangat minim.
Melalui komunitas itu kata dia, pihaknya mencari donor sukarela dan datang ke PMI. Intinya PMI berupaya/berinovasi bagaimana caranya agar kebutuhan darah terpenuhi.
“Ketika stok kosong dan ada pasien yang membutuhkan darah kami menghubungi mereka (komunitas). Meski demikian tidak semuanya terpenuhi sesuai kebutuhan. Minimalnya ada buat situasi darurat,” beber mantan Camat Anjatan ini.
Selain adanya permintaan darah sambungnya juga adanya permintaan plasma konvalesen. PMI Indramayu belum ada alatnya. Harganya sangat mahal, berkisar sekira Rp.1,7 miliar. Perihal alat tersebut kata dia, kalau menyimak obrolan dengan ibu Bupati kemungkinan akan dibantu. Hanya tidak tahu pasti sampai kapan.
“Karena alat untuk plasma konvalesen sangat dibutuhkan kami berharap agar Bupati Indramayu membantu pengadaannya. Alat tersebut hanya ada di Kota Cirebon. Kalau kita butuh darah plasma kita harus rela antri. Antriannya 700 – 1000 orang,” ujarnya.
Ia mengimbau agar masyarakat jangan takut di tengah pandemic ini, jangan was-was dan jangan sampai takut donor. “Dengan menjadi pendonor justru akan menaikan imun tubuh,” imbaunya. (saprorudin)