Pelita News | Cirebon – Kejadiannya sudah lama dan kejadian itu saya alami sendiri. Saat itu, seperti biasa pagi-pagi sekali saya bergegas menuju Mushalla untuk keperluan melaksanakan shalat shubuh, dari rumah ke Mushalla mengendarai sepeda motor. Tak ada sedikit pun firasat pagi itu, apalagi saat itu hari minggu, selain jumlah orang yang ikut berjamaah shalat shubuh lumayan banyak.
Qadarullah, selesai do’a dan bersalaman antar jamaah, setelah keluar pintu Mushalla sepeda motor saya sudah tidak ada di tempat alias hilang. Untungnya saya tetap berusaha tenang, meskipun dengan keperluan yang membingungkan, terutama lapor ke pihak yang berwenang yakni Polsek terdekat. Setelah tiba, saya langsung menceritakan kronologisnya. Bukannya dipermudah, ndilalah saya justru disuruh untuk membayar sejumlah uang. Cukup banyak saat itu, untuk sekadar mendapatkan surat kehilangan. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin peribahasa yang cocok untuk menggambarkan kemalangan saya saat itu.
Singkat cerita, berkat pertolongan salah seorang polisi juga, Alhamdulilah saya tidak jadi membayar sejumlah uang tersebut, selain juga tetap mendapatkan uang ganti asuransi dan beberapa bulan berikutnya Allah berikan penggantinya yang baru, bahkan dengan pengganti nikmat dalam bentuk lainnya.
Di lain kesempatan, saya juga pernah melaporkan ada kebakaran lahan dengan rumput kering di pinggir jalan sehingga menyebabkan kabel-kabel listrik terbakar. Demikian laporan kecelakaan lalu lintas, begal, dan lain sebagainya, pihak Polsek setempat bisa bergerak cepat. Alhasil, polisi itu sebagaimana kita pada umumnya manusia yang bisa melakukan kesalahan dan kebaikan. Upaya menghakimi polisi secara membabi buta tentu sebuah sikap yang kurang bijak.
Untuk itulah catatan harian ini ditulis, anggap saja sebagai kepedulian saya sebagai masyarakat agar marwahnya tetap terjaga, semakin bebas dari oknum dan akan mampu menjadi abdi negara yang betul-betul menjadi “bayangan yang melindungi.” Ya, bhayangkara sendiri berasal dari gabungan kata dalam Bahasa Sansekerta, bhayang yang berarti bayangan, kara yang berarti pelindung. Sudah seyogyanya polisi ini harus menjadi pelindung masyarakat dari segala macam bahaya dan gangguan.
Terlepas dari plus-minus para abdi negara yang berada dalam naungan Polri, sebagai masyarakat, saya merasa perlu ikut dalam upaya memperkuat keberadaan polisi dalam kehidupan masyarakat. Pertama, sebagai mitra masyarakat, polisi harus sering melakukan patroli dan membaur dengan masyarakat, bahkan setiap hari. Sebab kejahatan di era kini tidak pandang waktu, apakah itu malam, dini hari, pagi, siang maupun sore. Baik itu kejahatan Curanmor, pembegalan, hipnotis, penipuan, pembobolan ATM, KdRT, hingga tawuran pelajar.
Kedua, segala jenis surat atau dokumen yang diterbitkan Polri sebaiknya tidak berbayar, apakah itu SKCK, surat kehilangan, tak terkecuali SIM yang mestinya berlaku seumur hidup dan tidak perlu diperpanjang karena rawan oknum yang berburu cuan dengan modus kecurangan demi kecurangan. Dalam sebuah forum yang dihadiri petinggi Polri, saya pernah menyampaikan hal ini.
Kedudukan polisi dalam kehidupan masyarakat sangat vital. Sehingga kesigapan dalam memenuhi pengaduan masyarakat harus ditingkatkan. Namun, entah mengapa, tidak sedikit oknum polisi yang justru menjadi pelaku kejahatan. Oleh karena itu, dalam momen HUT Bhayangkara ke 79 ini, institusi Polri diharapkan bisa melakukan evaluasi secara menyeluruh atas kinerjanya selama ini agar semakin efektif dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Terakhir, harus ada forum yang berkelanjutan antara Polri dan masyarakat di level bawah, yakni Polsek dan para Bhabinkamtibmas di desa-desa. Harus ada keterbukaan satu sama lain antara polisi dan unsur masyarakat dalam menciptakan keamanan dan pelayanan yang prima. Harus saya katakan secara jujur, betapa membangun sinergi kolaboratif seperti sangat sulit dilakukan, sebab kalau ada upaya pun masih sebatas formalitas-seremonial, belum menyentuh ke jantung permasalahan. Selamat HUT Bhayangkara ke 79.
Wallahu a’lam
Mamang M Haerudin (Aa)
Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Al-Insaaniyyah, 1 Juli 2025, 11.26 WIB