Indramayu,PN
Penilaian 100 hari kerja pemerintahan Nina- Lucky sebagai pasangan bupati/wakil bupati Indramayu , atas kinerjanya selama ini, memang tidak bisa hanya dilihat dalam waktu tesebut. Namun setidaknya masyakat pun bisa melihat serius tidaknya pemimpin dalam melakukan perubahan di Indramayu.
Satu hal yang disoroti Pasca pembongkaran pagar alun alun kota Indramayu, oleh bupati tepilih Nina -Lucky pemandangan baru telihat. Warga yang sebelumnya kurang mendapatkan akses ke alun -alun kota Indramayu kini dengan mudah untuk bisa mengaksesnya. Sudah hampir 1 bulan berjalan, kini masyarakat terutama pada hari minggu bisa leluasa untuk bisa memanfaatkan kawasan terbuka publik.
Seperti dituturkan Ny.Icha ,28 tahun sejak dibukanya akses alun alun oleh bupati Nina kini, dirinya bersama keluarga bisa dengan mudah melakukan aktiftas minggu pagi dengan lari kecil atau sekedar jalan-jalan menikmati taman pendopo Indramayu.” Yang jelas senang, selama ini tetutup kini bisa dinikmati masyarakat luas, mudah-mudahan kondisi ini juga menjadi makna dekatnya rekyat dengan pemimpinnya,” tutur dia.
Hal yang sama juga di sampaikan salah soerang pedagang yang biasa mangkal di sekitaran masjid Agung Indramayu, Rohani, 32 yang berjualan rumbah dan aneka sarapan pagi. Sejak dibukanya kembali alun alun Indramayu kini jumlah pengunjung meningkat, sehingga omset penjualan juga mengalami kenaikan.” Meski ditengah covid 19 , masih banyak pengunjung yang jelas kita sebagai pedagang juga harus bisa menjaga kebersihan lingkungan tidak membuang sampah sembarangan serta tetap menjaga protocol kesehatan dengan 3 M selama beaktifitas di luar,” tutur dia.
Sementera itu, pembongkaran pagar alun-alun ini juga membuahkan konsekwensi anggaran APBD Indramayu untuk perbaikan kembali, meski sempat dituding sebagai penghaburan anggaran ditengah banyak kebutuhan yang mendesak temasuk kondisi kerusakan jalan, namun tidak sedikit dukungan bagi kebijakan bupati Nina bila pembongkaran pagar alun-alun sebagai janji politik keduanya saat menjabat bupati/wakil bupati Indramayu.” Semoga bupati /wakil bupati tepilih juga bisa melaksanakan agenda yang jauh lebih besar yaitu membangun Indramayu yang lebih baik kedepan,” tutur tokoh masyarakat Indramayu Sunata Wiraatmaja kepada pelita.
Pada perjalanan 100 hari kerja bupati/wakil bupati Indramayu memang banyak persoalan yang masih dihadapi tekait dengan kebijakan daerah temasuk ditengah covid 19. Seperti ijin hiburan yang merupakan nafas kehidupan bagi para seniman, temasuk penutupan sejumah tempat wisata di Indramayu yang menapatkan protes sejumlah pengelola wisata di Indramayu.” Ditengah pembatasan aktifitas masyarakat ditengah pandemic covid 19, mencegah kerumunan menjadi hal penting, namun disisi lain kebutuhan ini perut alias nafkah kehidupan bagi para seniman dan pengelola wisata, juga tetap harus dipikirkan. Kondisi ini lah yang menuntut bupati sebagai pejabat daerah arif dan bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan, “ pungkasnya.**(ichsan).