Kabupaten Cirebon , PN
Para pedagang yang tergabung dalam komunitas Pedagang Losari (KPL) , Kabupaten Cirebon , Resah pasalnya saat ini Prosesdur yang ditempuh dari pihak PT Dwikarya Primajaya , sebagai pengembang , hingga saat ini belum mengantongi Izin akan tetapi sudah melaksanakan Eksen penutupan pasar lama kini sudah di pasang portal , yang akan di jadikan Pasar Modern .
Hal tersebut disampaikan Nuroji , pedagang yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Losari ( KPL ), sebetulnya kami sudah melakukan audensi tertanggal 17 /2 , melalui Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cirebon ,akan tetapi tindak lanjut dari hasil audeni hingga sekaranag belum jelas .
“ Sejak adanya pertemuan yang dimediasi Komisi II DPRD Kabupaten cirebon , hingga sekarang masih, menunggu dan menunggu yang belum ada titik temu tersebut dan yang pada akhirnya informasi yang di dapat pertanggal 1/3 akan dilakukan penutupan pasar dengan menggunakan portal yang telah terpasang ,” jelasanya , 27/2 malam Minggu , saat di konfirmasi di rumah kediaman salah satu pedagang di Perumnas .
Masih kata Nuroji , saat ini untuk dilakukan revitalisasi belum tepat , melihat kondisi yang dihadapkan pada masa pandemi Corona – 19 dan para pedagang dalam ekomomi yang sangat dan sangat sulit yang dirasakan para para pedagang .
Adanya DP 10 persen sebagai ploting Tempat ,ini sangat memberatkan dan setelah kios, Los selesai bangun , 20 persen lagi harus membayar cicilan selama 4 bulan harus melunasi , belum lagi adanya angguran yang pada Bank yang di tunjuk oleh PT Dwikarya Primajaya.
Untuk pasar modern dari pihak pengembang dengan menawarkan harga yang sangat tinggi , pada para pedagang salah satunya harga ruko yang di patok pengembang dengan kuran 4×11 dihargai senilai Rp.1,4 Mlyar , dan los – los dengan kuran 2×2 senialai Rp 41 juta.
“ Ia menilai wajar saja dimungkinkan adanya pikiran yang jelek dari para pedagang dan terkesan adanya pemaksaan kehendak dan ada dugaan rekayasa ,” jelasnya lagi .
Sebetulnya kami tidak butuh gedung yang mewah , dan yang dibutuhkan adalah menagemen yang baik , sehingga aktifitas pedagang dapat bertahan , sebagai penunjang ekonomi apa lagi dilosari ini mulai jam 09.00 WIB sudah dirasakan sepi .
“ Tolong bagi pengembang harus menyelesaikan perizina dahu baru selanjutnya baru bisa melakukan pembangunan gedung pasar ,” Lebih lanjut Pak Roji sapaan akrabnya .
Dani Pedagang Buah saat ini , tidak berjualan lantaran , tidak memiliki sejumlah uang sehingga harus berhenti berjualan .
Hal ini juga dirasakan salah satu pedang pasar Radin ( dini ciki – Red). , harus mengeser tempat tinggal Perumnasnya yang ke pihak lain sebagai tempat tinggalnya , karena ketidakmampuanya untuk membayar DP , yang diminta oleh pihak Pengembang alias PT Dwikarya Primajaya .
Sekedar di ketahui saat ini pedagang menempati tempat berjualan sementara di lokasi belakang terminal, dari pihak PT Dwikarya Primajaya dengan mendirikan 255 tempat, sayangnya untuk lampu penerangan harus membayar per/hari Rp 2000 sedangkan yang meggunakan colokan (tambahan listrik – Red) harus membayar Rp .10.000. (Ibnu Jibril).