Indramayu, PN
Mantan Kepala Museum Sri Baduga Jawa Barat (Jabar), Edi Sunarto mengaku sangat senang Kabupaten Indramayu bakal memiliki museum daerah. Menurutnya, dengan adanya museum rintisan yang digagas Indramayu Historia, yakni Musem Bandar Cimanuk (MBC), dirinya sudah merasa senang apalagi akan ada museum daerah.
“Meski domisili saya di Bandung namun saya lahir dan besar di Indramayu, pastinya saya merasa bangga di tanah kelahiran saya akan ada museum daerah,” kata Edi ketika berkunjung ke MBC belum lama ini.
Museum kata dia, bagian dari pembangunan karakter bangsa. Karakter bangsa itu sebuah investasi jangka panjang sama dengan pendidikan, karena museum bagian dari pada media edukasi pendidikan. Edi mengatakan, membangun karakter bangsa itu tidak semudah seperti membalikan telapak tangan, butuh proses. Jadi peran museum untuk membangun karakter bangsa itu tidak mudah dan tidak murah.
“Adanya MBC pemda harus bersyukur karena ada warga yang mendirikan museum, karena tugas pemerintah untuk mengedukasi masyarakat diambil alih oleh masyarakat,” kata dia.
Di Kabupaten Indramayu kata dia, banyak ditemukan benda-benda cagar budaya dan untuk menyimpan benda-benda itu maka disini (Indramayu) wajib ada museum daerah. Untuk nama museumnya bebas, misal Museum Indramayu, Museum wiralodra. Hal tersebut, sambungnya sama seperti di Kota Bandung, awalnya tidak ada museum milik daerah karena saat itu sudah ada beberapa museum swasta namun karena keharusan, akhirnya Kota Bandung membuat museum sejarah kota.
“Kalau daerah tidak punya museum, generasi muda tidak punya akar budayanya. Akan kehilangan akar budayanya. Kalau generasi muda tidak punya akar budaya akan jadi sebuah bangsa atau karakter masyarakat yang tidak punya identitas. Bahaya sekali kalau suatu generasi di satu daerah tidak punya identitas. Akan mudah terombang-ambing,” ujar Edi.
Sewaktu masih menjadi kepala museum sambungnya, pada tahun 2010 pihaknya pernah membuat surat himbauan ke kabupaten/kota agar segera mendirikan museum. Dan ketika sudah ada museum baik dikelola daerah/swasta, pihaknya akan memantau, mengevaluasi dan melatih tenaga museum seperti pengenalan koleksi, pelatihan guide, pelatihan tentang konservasi dan pelatihan manajemen supaya bisa mandiri untuk operasionalnya.
“MBC, ini inovasi. Karena Indramayu Historia punya tanggung jawab mengelola MBC maka harus mencari sumber dana untuk menghidupi museum. Itu sah. Di UU, Perda provinsi sudah ada. Dan diperbolehkan memungut biaya masuk. Dana itu untuk operasional museum,” kata dia lagi.
Khusus untuk Indramayu, beber Edi, bisa saja ada museum tematik misal museum batik karena brand batik Indramayu sudah mendunia. Batik Paoman brandnya sudah internasional. Intinya, kalau di Indramayu mendirikan museum batik cocok banget sama seperti di Pekalongan ada museum batik. “Di Indramayu brandnya tidak kalah dengan Pekalongan,” bebernya.
Ditambahkan, dengan telah dibebeskannya tanah dan bangunan di Jl Veteran menyiratkan jika Pemkab Indramayu serius mau mendirikan museum. “Tanah di MBC sudah dibeli pemkab dan gedungnya untuk museum. Gedung itu unsur kekunoannya sudah kena dibandinkan dengan bangunan baru. Ada nilai plus,” tambahnya.
Pengelola Cagar Budaya dan Permuseuman Disbudpar Kabupaten Indramayu, Suparto Agus Tinus membenarkan mantan Kepala Museum Sri Baduga Jabar pada 10 tahun yang lalu mendorong pihaknya untuk cepat merintis museum. Waktu itu, Edi Sunarto punya konsep museum batik. Hanya saja kata dia, saat itu mentok karena terbentur anggaran. “Berawal dari dorongan itu saya tetap bertahan di Cagar Budaya dan Permuseuman Disbudpar dan semakin semangat untuk mendirikan museum. Karena mimpi saya adalah museum daerah,” kata dia.
Dari perjalan panjang itu, sambungnya, dia mengaku bersyukur karena di akhir 2020 Pemkab Indramayu akan mewujudkan mimpi itu yakni membabaskan tanah dan bangunan yang didalamnya sudah ada MBC.
“Saya menghargai perjuangan Yayasan Indramayu Historia dengan mencoba mendirikan museum yang dikelola sendiri (yayasan). Suatu saat mungkin dengan kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu terpilih Nina Agustina-Lucky Hakim bisa mewujudkan impian masyarakat Indramayu mendirikan museum daerah,” harapnya.
Ia juga berharap di Indramayu banyak museum seperti Kota Bogor. Di Indramayu ada batik, daerah bahari dan benda-benda cagar budaya lainnya. Kebetulan di Indramayu ada penemuan perahu samudra dan disimpan di pantai Tirtamaya. “Penemuan itu hasil eskavasi BPCB Banten. Itu calon koleksi museum bahari,” promo Tinus. (saprorudin)