Indramayu,PN
Kabupaten Indramayu sebagai kawasan lumbung padi di Jawa Barat, serta wilayah yang selama ini menjadi andalan stok pangan nasional, memang menjadi sebuah julukan yang cukup membangakan. Namun dibalik itu semua bebagai persoalan kini masih dihadapi para petani dikawasan tesebut.
Pemerhati pertanian Indramayu H.Dalam, yang juga tokoh masyarakat yang kerap menyuarakan nasib petani, mengaku bila persoalan yang kini masih menjadi kendala petani diantaranya tekait dengan tatat guna air, distribusi dan penyediaan pupuk, hama serta pemasaran.
Menurunya, ketersediaan sumbe daya air, bagi sektor pertanian menjadi faktor penting, dimana ketersediaan air bagi lahan pertanian jadi sangat penting terutama pada saat musim kemarau.” Ketersediaan pengairan yang cukup, terutama pada saat kemarau, serta pengendalian air pada kondisi musim hujan sehingga tidak menggenangi lahan pertanian dengan istilah “kebanjiran” harus bisa diatasi dengan pengendalian pintu pengaturan air , saluran sekunder dan tersier yang ada di kawasan pertanian,” tandas dia.
Keberadaan waduk Jatigede Sumedang, selama ini dinilai belum memiliki dampak positif bagi sektor pertanian di Indramayu butuh adanya tata Kelola pengairan yang baik, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar waduk.
Hal lain adalah persoalan distribusi pupuk bagi kebutuhan petani, sehingga tidak terjadi kelangkaan pupuk akibat sistim data yang salah, pengajuan alokasi melalui RDKK kelompok hingga mencegah adanya kebocoran alokasi pupuk dengan adanya kasus rembesan pupuk kesejumlah wilayah.” Penyediaan pupuk harus dikelola dengan baik mulai dari pengajuan, alokasi hingga pendistribusian pupuk kepada petani, sehingga tidak ada yang salah dalam sistim maka dapat dipastikan ketesediaan pupuk bisa selalu tejaga ditinkat petani,” tutur dia.
Sementara itu hal senada juga diungkapkan Sunata Wiraatmaja, tokoh pemerhati Indramayu ini menilai, semestinya . semua persoalan tekait dengan mekanisme penyaluran pupuk dan tata kelola air sudah bisa terbangun sejak lama. Sehingga petani disemua lini sudah dapat memahami, sekaligus mengenal semua permasalahan sektor pertanian sejak awal.” Ini masalahnya ada siklus yang teputus menyebabkan mekanisme pananganan enjadi salah, akibatnya persoalan ini bermuara kepada kondisi petani yang tidak diuntungkan,” tandas dia.
Ia menambahkan, dibutuhkan evalasi kembali tehadap semua lini sistim yang ada, sehingga berjalan sesuai aturan dan mekanisme yang benar, sehingga bila tejadi adanya kesalahan dan kendala dapat segera teatasi dengan baik .
Dalam penanganan hama, contohnya dibutuhkan penanganan secara bersama-sama setempak, sehingga siklus hama bisa teputus. Pupuk dibutuhkan Analisa kebutuhan prognosa yang diajukan kelompok, sehingga pada saat penyediaan pihak pabrik akan memenuhi sesuai kebutuhan, tidak ada lagi data “tembak” kebutuhan pupuk petani, sehingga distribusi pupuk kepada petani di sesuaikan dengan kebutuhan.” Data kebutuhan kelompok melalui usulan RDKK harus riel sehingga tidak ada data asal yang diajukan, maka dapat dipastikan persoalan kelangkaan pupuk bisa dihindari,” pungkasnya.**(ichsan).