Indramayu, PN
Kelurahan Bojongsari Kecamatan/Kabupaten Indramayu mengeluhkan sulitnya mendapatkan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Kementerian PUPR melalui perwakilan di daerah. Padahal setiap tahun proposal demi proposal selalu dikirimkan ke dinas terkait namun tidak pernah mendapatkan program dimaksud.
Lurah Kelurahan Bojongsari, Raden Wendy Surjando mengeluhkan sulitnya mendapatkan program Kotaku meski pihaknya sudah melayangkan proposal. Ia berharap mendpatkan program tersebut agar pembangunan diwilayahnya yang terbagi dalam beberapa blok bisa merata.
Wendy tidak menampik adanya anggaran dari APBD Kabupaten Indramayu melalui Kecamatan setempat, namun anggaran dimaksud belum mencukupi untuk pembangunan di Kelurahan Bojongsari. Oleh karenanya agar pembangunan bisa merata pihaknya berharap mendapatkan program Kotaku. Hanya saja kata dia, semenjak program Kotaku digulirkan pihaknya belum pernah mendapatkan program tersebut. Sementara 7 kelurahan lainnya dari 8 kelurahan yang ada di Kabupaten Indramayu secara bergiliran sudah mendapatkan semua. Tinggal Bojongsari yang belum kebagian. “Kenapa kelurahan lainnya dapat program Kotaku, Bojongsari tidak dapat. Kecemburuan social pasti ada. Siapapun bupatinya saya berharap agar pembangunannya merata,” harap dia.
Ia tidak menampik diwilayah kerjanya terdapat beberapa obyek wisata besar milik Pemkab Indramayu seperti Waduk Bojongsari (Waduk Dayung), kolam renang, gedung pintar dan terakhir wisata air terjun buatan namun keberadaan obyek wisata itu tidak bersentuhan langsung dengan pembangunan di wilayah Bojongsari. “Semuanya dikelola dinas terkait. Kalaupun ada hanya penyerapan beberapa tenaga kerja yang dikoordinir oleh Karang Taruna sebagai tenaga lepas seperti tukang parkir,” sebut mantan Kepala Pasar Bangkir ini.
Wendy berkeinginan dibawah kepemimpinannya, Kelurahan Bojongsari bisa maju. mandiri dan pembangunnnya merata di semua blok/wilayah. Namun semua itu belum bisa diwujudkan karena keterbatasan anggaran. Ia juga menceritakan bagaimana kondisi wilayah kerjanya, seperti Jalan di Bungkul Barat kondisinya rusak. Jalan ke TPU Buyut Wangsa juga rusak. Kerusakan jalan itu praktis dikeluhkan masyarakat. Pihkanya juga berkeinginan di setiap blok ada pembangunan selain jalan cor seperti jalan setapak, normalisasi dan lainnya.
“Solusi untuk memperbaiki kerusakan itu semoga bisa dijawab oleh program Kotaku ke depan. Pasalnya, anggaran yang digelontorkan melalui program tersebut cukup besar sehingga kerusakan jalan bisa ditingkatkan dengan cor beton,” tukas Awen sapaan akrabnya. (saprorudin).