Kab. Cirebon, PN
Bersumberkan Dana Alokasi Khusus (DAK) / APBN Tahun Anggaran 2020, Lima (5) Sekolah Dasar di Korwil Susukanlebak serentak menggelar kegiatan rehabilitasi ruang kelas serta pembangunan perpustakaan. Anggaran DAK sendiri dikucurkan untuk kegiatan peningkatan infrastruktur pendidikan, dimana fisik Bidang Pendidikan merupakan dukungan pemenuhan pelayanan dasar dan standar pelayanan minimal serta ketersediaan sarana dan prasarana. Oleh karenanya, kegiatan DAK Fisik pada Bidang Pendidikan tentunya diharapkan dapat mendorong peningkatan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) maupun Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM).
Berdasarkan data yang diperoleh PN, Lima SD di Wilayah Susukanlebak yang kini tengah menggelar giat DAK serentak di antaranya SDN 1 Susukantonggoh, SDN 2 Susukanagung, SDN 1 Curug, SDN 1 Sampih dan SDN 3 Ciawiasih. Adapun kegiatan DAK yang kini tengah digelar di SDN 1 Curug yakni melaksanakan kegiatan Pembangunan Tiga Ruang Kelas Baru (RKB) dengan nilai anggaran mencapai Rp 630.000.000,-. Berikutnya untuk di SDN 1 Susukantonggoh sendiri melaksanakan Rehabilitasi Tiga Ruang Kelas dengan nilai anggaran Rp 328.080.000,- dan Pembangunan Ruang Perpustakaan dengan nilai anggaran Rp 190.000.000,-. Sedangkan untuk tiga sekolah lainnya yakni SDN 2 Susukanagung, SDN 1 Sampih dan SDN 3 Ciawiasih hanya melaksanakan kegiatan Rehabilitasi Ruang Perpustakaan dengan nilai anggaran Rp 110.000.000,-.
Dikesempatannya, Kepala SDN 2 Susukanagung, Saproni, S.Pd menegaskan pihaknya akan senantiasa menekankan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ruang perpustakaan di sekolahnya dapat dimaksimalkan sesuai dengan RAB dan nilai anggaran yang ada. Untuk itu, sebagai penanggungjawab pengguna anggaran DAK dirinya berkomitmen akan terus memantau pelaksanaan dan progres kegiatan fisik tersebut sehingga nantinya hasil dari pembangunan rehabilitasi benar-benar dapat dimanfa’atkan untuk kepentingan sekolah. Bahkan menurutnya, pengalokasian anggaran DAK untuk Rehabilitasi Ruang Perpustakaan di sekolahnya dirasa sangat tepat sesuai dengan kondisi bangunan yang tidak layak untuk digunakan. Di akuinya, sejak awal berdiri dan adanya ruang perpustakaan hingga saat ini belum pernah digunakan oleh para siswa karena kondisi fisik bangunan yang dikerjakan oleh pihak kontraktor dirasa tidak maksimal, sehingga mudah mengalami kerusakan dan kebocoran pada bagian atap bangunan. ”Kami akan terus mengontrol dan memastikan di setiap progres kegiatan rehab ini benar-benar sesuai dengan RAB yang ada, sehingga hasil dari rehab ini dapat maksimal dan hasiknya dapat dimanfa’atkan,” pungkasnya. (ries)