Pelita News | Cirebon Timur – Sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk Mendukung Swasembada Pangan, BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Cimanuk Cisanggarung, Direktorat Jenderal SDA, Kementerian Pekerjaan Umum berkomitmen mempercepat pelaksanaan program prioritas pemerintah di bidang infrastruktur sumber daya air.
Seperti pelaksanaan pekerjaan senderan saluran irigasi di Desa Susukantonggoh, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, program ini bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan infrastruktur irigasi guna mendukung ketahanan pangan nasional, serta menjaga ketersediaan dan kelancaran air untuk lahan Pertanian lebih optimal dan produktif.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, S.T, M.M, M.T mengatakan, kali ini kegiatan BBWS Cimanuk Cisanggarung melalui program Inpres (Instruksi Presiden) berfokus pada peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Diantaranya meliputi pembangunan saluran irigasi, peningkatan saluran tersier dan normalisasi sungai.
“Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai wilayah seperti Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Kami juga akan memastikan pelaksanaan program ini berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat petani,“ ujarnya.
Ia menyebutkan, saat ini progres seluruh pekerjaan program Inpres hampir memasuki 50 persen. Pekerjaan Inpres ini terdiri dari 3 tahap, tahap pertama ada 10 provinsi diluar Jawa, tahap kedua baru mulai di awal Agustus sampai Desember, termasuk yang tengah dikebut di Wilayah Kecamatan Susukanlebak. Sedangkan tahap ketiga akan dimulai di Bulan November nanti
“Pekerjaan ini umumnya pasangan batu, jadi untuk takaran dan kualitasnya harus dijaga sesuai spesifikasi. Seperti menggunakan mesin molen untuk kontrol kualitasnya, untuk kontrol kuantitasnya nanti diukur dimensi dan kesesuaian gambar,“ terang Dwi Agus Kuncoro.
Selanjutnya, Dwi Agus Kuncoro mengingatkan yang tak kalah pentingnya adalah setelah pekerjaan rampung akan dilakukan uji aliran untuk memastikan saluran dapat mengalirkan air sejumlah minimal yang direncanakan luas arealnya.
“Kami himbau agar jalan di sepadan saluran irigasi seyogyanya tidak dilalui kendaraan berat, jika ada beban berat tentunya akan mendesak atau menekan tanah sehingga akan merusak saluran irigasi. Maksimal kendaraan roda dua dan roda tiga,“ tambahnya.
Ia kembali menyebut, program Inpres Nomor 2 Tahun 2025 merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk mempercepat upaya swasembada pangan nasional melalui penguatan infrastruktur irigasi dan pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan. Untuk itu ia memastikan setiap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis, tepat waktu, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Sebisa mungkin infrastruktur yang dibangun berumur panjang, sehingga kebermanfaatannya dapat terus berlanjut dalam mendukung ketahanan dan produktivitas sektor pertanian,” papar Dwi Agus Kuncoro.
Upaya dari program Inpres ini merupakan bagian penting dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan pangan. Dengan infrastruktur irigasi yang lebih baik, diharapkan produktivitas pertanian meningkat, kesejahteraan petani semakin terjamin, serta cita-cita swasembada pangan dapat terus diwujudkan. @Ries














