Kab. Cirebon, PN
Berdasarkan Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Bantuan Sosial Pangan Sembako (BSPS) dikatakan dengan jelas, hadirnya bantuan program sembako diharapkan dapat mendorong perilaku produktif masyarakat dan mengembangkan ekonomi lokal. Bahkan Pedoman Umum Program Sembako dapat digunakan sebagai tuntunan, arahan, atau rambu-rambu teknis oleh pelaksana program, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank penyalur, e-Warong sebagai agen penyalur bahan pangan dan pihak terkait lainnya. Pada Pedoman Umum Program Sembako pun tertuang sangat jelas jika manfaat dari Program Sembako diantaranya adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil di bidang perdagangan serta mengakomodir pula ketersediaan bahan pangan lokal.
Hari ini, Jum’at (22/1), tiga e-Warong di Kecamatan Susukanlebak melaksanakan penyaluran Program BSPS yang pertama untuk di Tahun 2021, diantaranya e-Warong Susukantonggoh, e-Warong Susukanlebak dan e-Warong Wilulang. Pantauan PN, di edisi Bulan Januari ini terdapat keserupaan komoditi yang disalurkan tiga e-Warong untuk Keluarga Penerima Manfa’at, diantaranya 10 kg Beras, 1 kg telur, 1/4 daging sapi, 4 buah apel, selembar tempe, 1 bungkus tahu serta satu bungkus sayur asem. Sayangnya, disuatu wilayah desa yang terdapat pedagang beras, pedagang telur, pedagang tahu tempe, pedagang buah-buahan dan pedagang sayur lokalan tidak berkesempatan dilibatkan dan diberdayakan. Tentunya hal ini jelas bertentangan dengan Pedoman Umum Program Sembako, sehingga dalam penyelenggaraan Program Sembako di beberapa e-Warong di wilayah Kecamatan Susukanlebak di duga masih adanya pengkondisian pada beberapa komoditi seperti beras, daging sapi, telur dan buah-buahan yang di pasok dari luar wilayah desa maupun luar kecamatan.
Selaku pihak Agen e-Warong Susukantonggoh, Uki mengatakan, sejak tahun 2018 lalu dirinya telah mengajukan mandiri dalam pengelolaan Program Sembako sesuai apa yang tertuang dalam Pedoman Umum yang dapat dijadikan tuntunan, arahan, atau rambu-rambu teknis penyelenggaraan. Dimana nantinya dalam pengelolaan dan penyaluran komoditi pada program tersebut pihaknya akan melibatkan dan memberdayakan secara prioritas pedagang maupun UMKM lokal yang ada di diwilayah desanya, namun hingga di periode awal Tahun 2021 ini pihaknya mengakui jika beberapa komoditi seperti beras, daging sapi dan telur masih dipasok oleh Suplier dari luar wilayah desanya. Untuk itu, jika kemandirian e-Warongnya terealisasi dan dapat mandiri total di bulan depan, tentunya komoditi yang ada pada Program Sembako akan melibatkan pemberdayaan pedagang dan UMKM lokal yang ada dilingkungan desanya. ”Bulan depan kami ingin berdayakan pedagang dan UMKM lokal yang ada di desa kami untuk memasok kebutuhan komoditi, dimana tujuan dan manfaat dari program ini kan sudah jelas pada pedoman umum program sembako,” ujarnya. (ries)