Cirebon | Pelita News — Dunia pasar modal di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) menunjukkan dua sisi yang kontras. Di satu sisi, jumlah investor meningkat. Tapi di sisi lain, nilai transaksi saham justru mengalami penurunan.
Menurut Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib, Jumlah Investor Terus Bertambah, Hingga Maret 2025, jumlah investor pasar modal yang tercatat melalui Single Investor Identification (SID) naik 2,44 persen menjadi 317.710 investor. Ini menunjukkan makin banyak masyarakat yang mulai melek investasi dan memanfaatkan layanan pasar modal, terutama berkat kemudahan akses digital lewat aplikasi online dan edukasi keuangan yang makin gencar.
Porsi investor dari Ciayumajakuning kini menyumbang 10,63 persen dari total investor pasar modal di Jawa Barat angka yang cukup signifikan.
Transaksi Saham Turun Hampir 30 Persen, Meski jumlah investor naik, total transaksi saham di kawasan ini justru turun cukup dalam. Nilainya merosot 29,89 persen (ytd) menjadi Rp1,27 triliun per Maret 2025.
Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan strategi para investor, seperti mengalihkan dana ke instrumen lain yang dianggap lebih stabil, seperti obligasi, emas, atau reksadana. Bisa juga karena sikap hati-hati akibat kondisi pasar yang sedang bergejolak.
Kesimpulan: Makin Banyak yang Tertarik, Tapi Makin Selektif, OJK melihat tren ini sebagai sinyal positif sekaligus tantangan. Masyarakat kini semakin tertarik untuk terlibat di pasar modal, tapi juga makin cermat dalam mengambil keputusan investasi. Ini menunjukkan bahwa literasi keuangan mulai meningkat.
OJK terus mendorong edukasi dan inklusi keuangan agar pertumbuhan investor disertai dengan pemahaman yang kuat tentang risiko dan peluang di pasar modal.@Bams