Kab. Cirebon, PN
Sosialisasi Pencegahan Dan Pengendalian DBD Dalam Tatanan Dan Adaptasi Kebiasaan Baru oleh salahsatu anggota DPR RI dari Komisi IX DPR RI yang digelar di Aula SMK Muhammadiyah Lemahabang pada Selasa (20/10) kemarin berbuntut reaksi keras dari Adang Juhandi yang tidak lain merupakan tokoh aktivis Cirebon timur. Menurutnya, lingkungan ataupun sarana milik lembaga pendidikan itu sudah seharusnya netral, terlepas ada kedekatan ataupun tidak ada kedekatan secara individu. Dirinya pun menyayangkan adanya pihak lembaga pendidikan yang memberikan ruang untuk kepentingan politik, apalagi tidak ada keterkaitan dengan kebutuhan lembaga pendidikan itu sendiri.
Dikatakan Adang, baru-baru ini di Wilayah timur Cirebon ada lembaga pendidikan di jadikan arena politik oleh salah seorang anggota DPR dengan dalih silaturahmi dan menggelar program DBD dan AKB yang mengumpulkan sejumlah simpatisan dan masyarakat umum. Padahal di sekitar lembaga pendidikan tersebut masih terdapat tempat netral semacam gor atau balai pertemuan rakyat. ”Seorang anggota dewan pasti paham betul batasan-batasan arena sosialisasi politik antara tempat dan auden yang harus di kumpulkannya, artinya ya jangan corengi lembaga pendidikan di jadikan arena kepentingan politik salah satu partai,” kritiknya.
Lanjut dikatakan Adang, lembaga pendidikan itu bak ruang terbuka hijau untuk menghirup oksigen dan udara segar bagi seluruh anak bangsa. Jika lembaga pendidikan di seret ke ranah politik justru membuat disfaritas baru terhadap pencerdasan anak bangsa dan ini sangat tidak populis bagi sang dewan itu sendiri. ”Ingat, dewan jangan berkepompong hanya di arena pendidikan. Masih banyak persoalan lain di tengah masyarakat yang harus di perjuangkan, karena dewan di gajih oleh rakyat. Hentikan lembaga pendidikan jadi arena pencitraan politik,” sentilnya. (ries)