Kabupaten Cirebon, PN – Terkait ambruk bangunan ruang kelas di SDN 2 cengkoak Kecamatan Dukupuntang kabupaten Cirebon dua hari lalu, kini akan menjadi skala prioritas dan segera akan diperbaiki ditahun ini, tutur Deni supdiyana Kepala Dinas pendidikan melalui Wanudin kasi Saspras dan data bidang SD Disdik kabupaten Cirebon, saat ditemui diloby kantor disdik kemarin, 16/09.
Lanjutnya, “sekitar dua bulan lalu sebelum insiden robohnya ruang kelas faktor alam. Pihak kami Disdik mengirimkan nota dinas ke bapak bupati dan surat ke Bappelitbangda dengan nomor surat 421.21/112/21/Disdik tertanggal 28 Juli 2021 prihal pengajuan rehab ruang kelas. Dan pada tanggal 6/9/2021
kami tim sarpras disdik bersama bapelitbangda di wakili H. Tedi Kabid pemerintah dan pengembangan SDM sudah meninjau ke sana dan mendokumentasikan, artinya pihak kami Disdik sudah berupaya dan berusaha katanya”.
Namun, secara kebetulan pada 14 September 2021, kondisi ruang kelas SD yang ditinjau tersebut mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Yakni tiga ruang kelas tersebut roboh. “Tak hanya tiga ruang kelas, tapi karena robohnya menimpa WC, jadi WC juga mengalami kerusakan,” tuturnya
Wanudin menjelaskan, memang sejarah dibangunnya ruang SDN 2 Cangkoak itu pada 1979 dan baru dapat direhab pada 2012. Jadi umur dibangunnya cukup tua dan rehab sudah 9 tahun. “Rencana dibangun menurut keterangan dari Pak H. Tedi kemungkinan Oktober 2021 di ABT,” katanya.
Hasil dari peninjauan sendiri, kata dia, awal sebelum roboh memang hanya akan diperuntukan satu ruang saja. Itu pun masuknya perehaban, bukan pembangunan dengan anggaran Rp 200 juta. Namun, dengan robohnya tiga ruang kelas plus tempat WC, memastikan tidak akan cukup untuk dibangun semuanya.
Tetapi, pihaknya mengupayakan agar bisa mendapatkan anggaran lagi, supaya semuanya bisa dibangun kembali. “Dan sekarang sedang dalam pembahasan di Bapelitbangda. Keinginan Disdik semuanya ada perbaikan baru agar di perbaiki supaya tidak ada kekhawatiran,” katanya.
Ia juga menjelaskan, untuk jumlah SDN di kabupaten Cirebon ada 874 sekolah. Sedangkan jumlah ruangannya tercatat ada 5.663. Dari jumlah ruang tersebut yang mengalami kerusakan sekitar 15 persen. Namun, di anggaran murni 2021, dari 15 persen ruang kelas yang rusak, 5 persennya sudah direhab.
“Kita juga sudah mengajukan rehab lagi pada 28 Juli 2021 untuk di ABT. Nanti keputusannya di Bapelitbangda. Keinginan saya yang pokir-pokir itu sesuai dengan kebutuhan kami dialokasikannya,” paparnya. @apip