Kabupaten Cirebon,PN
Masyarakat petani Desa Sende Kecamatan Arjawinangun keluhkan dan khawatir akan datangnya musim kemarau tahun 2020, pasalnya petani khususnya yang berada di blok Kisitem hingga blok Undung-undung Dawa, tepatnya di Blok 4 dan Blok 5 Dese Sende, terkait saluran tersier yang mengaliri sawah disekitar lokasi itu, dimusim kemarau sering terhambat karena banyaknya sampah dan telah menyempitnya saluran tersebut yang diduga karena adanya bangunan yang berdiri badan saluran itu. Sehingga masyarakat petani yang bercocok tanam diwilayah itu mengharapkan adanya tindakan dari pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk segera mengoptimalkan saluran tersier yang berada di Blok Winong Lor Desa Winong Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon, yang diduga kuat merupakan sumber terhambatnya aliran air disaluran tersier yang mengairi sawah di Blok 4 dan 5 Desa Sende.
Menurut salah satu masyarakat Petani Desa Sende yang tidak mau disebutkan namanya jum’at (13/03) mengatakan, saluran tersier itu disetiap tahun selalu dilakukan pembersihan oleh Mitra Cai Desa Sende disetiap bulan Oktober, akan tetapi pihaknya berharap sebelum datangnya musim kemarau ditahun 2020, Dia meminta agar pemerintah Desa Sende memenuhi keinginan petani tersebut.
“kalau saluran itu berada di wilayah Desa Winong, tapi biasanya selalu dibersihkan, dan sekarang belum. Biasanya Bulan 10, tapi kalau kemarau dibersihkan aliran terganggu dan menggagu pengairan sawah disin,”katanya.
Dia menambahkan, untuk saat ini aliran tersebut masih normal, akan tetapi ketika musim kemarau banyaknya sampah dan dangkalnya saluran tersier itu menjadi faktor penghambat.
“Ini musim hujan, jadi air masih normal, tapi kalau musim kemarau air sangat sulit karena disananya terhambat sampah dan lumpur,”tambahnya.
Selain itu Dia mengharapkan, agar pemerintah desa bisa secepatnya menindaklanjuti hal tersebut, dan berharap bisa dilakukannya normalisasi serta merealisasi keinginan petani, sehingga tidak ada lagi kesulitan air yang disebabkan karena dangkal, menyempit, dan sampah disaluran tersebut dimusim kemarau yang akan datang.
Sementara itu, Asep Widodo Kuwu Desa Sende yang didampingi beberapa perangkat desanya menjelaskan, pihaknya bersama Mitra Cai Desa Sende sudah tiga tahun secara rutin melakukan normalisasi terkait kendala tersebut, selain itu juga agar menjaga kebutuhan air untuk para petani diwilayah itu.
“kami setiap tahun selalu membersihakn saluran itu, dan sudah kami laksanakan sejak tiga tahun yang lalu,”katanya.
Asep Widodo menucapkan, Pemerintah Desa Sende telah menyediakan 2 unit mesin pompa air, selain itu juga di wilayah pertanian itu diucapkannya terdapat sumur pantek/bor, sehingga dirinya menyarankan agar para petani tidak perlu khawatir akan ketersediaan air untuk sawahnya diwilayah itu.
“ada 2 (dua) mesin pompa, itu cukup untuk mengairi sawah diwilayah itu, dan ada juga sumur pantek, jadi jangan khawatir,”ucapnya.
Asep Widodo juga menambahkan, selama dirinya menjabat sebagai Kuwu Desa Sende, para petani di Blok Kisitem dan Undung-undung Dawa Blok 4 dan Blok 5 Desa Sende tidak pernah gagal panen, walaupun musim kemarau tahun 2019 disebutnya musim kemarau yang sangat panjang, akan tetapi petani diblok itu tetap bisa panen.
“musim kemarau tahun 2019 sangat panjang, Alhamdulillah tidak ada petani kami yang gagal panen,”tambahnya.
Kemudian Asep Widodo menyampaikan, pihaknya juga terus melakukan koordinasi lintas desa, selain itu juga pihaknya juga tak bosan mengajukan saluran tersebut di Musywarah Rencana Pembangunan (Musrembang) tingkat Kecamatan, agar bisa dilaksanakan normalisasi sesuai dengan harapan para petani didesanya, akan tetapi diakuinya hingga saat ini belum direalisasi.
“kami terus lakukan koordinas dilintas desa, dan kami juga terus mengajukan di Musrembang, tapi belum ada kabar,”tutupnya.(Sur)