Indramayu, PN
Universitas Wiralodra (Unwir) Kabupaten Indramayu ditargetkan akan menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) pada 2023. Target itu akan terwujud jika moratorium peralihan dari perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi PTN dicabut oleh pemerintah pusat.
“Kalau melihat perkembangan saat ini dan pemerintah pusat memberikan ruang maka proses penegerian bisa dilakukan pada 2022. Namun demikian kami berharap pada 2023 sudah fix menjadi negeri (PTN),” kata Rektor Unwir, DR. Ujang Suratno, SH, M.Si usai mengikuti peringatan Hari Perempuan Internasional (International Womens Day) “Peluang Perempuan Menuju Indramayu Bermartabat”, yang diprakarsai Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) cabang Kabupaten Indramayu di Auditorium PT setempat, kemarin.
Menurutnya, proses menjadi negeri sudah dibahas jauh-jauh hari dan sudah mendapat persetujuan dari yayasan, termasuk sudah mensosialisasikan rencana itu ke mahasiswa, dosen dan karyawan. Ditambah adanya dukungan dari Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, Tinggal ditingkat bawah untuk persiapan-persiapannya dan pihaknya juga harus siap-siap karena sewaktu-waktu akan dipanggil untuk presentase proses PTN.
Ia berharap ada dukungan karena ini sangat penting sekali pasalnya Kabupaten Indramayu dalam rentang waktu 5-10 tahun ke depan kelihatannya arah industrialisasinya jelas. Pada tahun 2026 sekurang-kurangnya ada investasi triliunan rupiah akan masuk ke Indramayu. Belum lagi ada Patimban di Subang. “Menghadapi Itu semua pastinya memerlukan pola strategi terkait pengembangan SDM Indramayu agar lebih terintegrasi,” ujarnya.
Ia punya optimisme kalau Unwir menjadi negeri keterserapan angka partisipasi pendidikan akan tinggi, ekonomi bangkit dan trust ke PTN sangat besar dibanding swasta. Riset seputar itu sudah lama dilakukannya, dan dari hasil riset itu disimpulkan akan ada dampak positif adanya PTN, diantaranya pengembangan wilayah dan kesejahteraan daerah sekitar akan meningkat. Contohnya kata Ujang, daerah Jatinangor Sumedang, dulunya seperti apa, sekarang pertumbuhan ekonomi sangat luar biasa. Adanya PTN akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang positif.
“Jika Unwir sudah menjadi PTN kita juga membuka ada promosi 40% dan kalau bisa hingga 50% untuk kuota mahasiswa lokal,” beber mantan Dekan FH ini.
Dikatakan, untuk PT swasta preferensinya masih kurang greget seperti PTN, ini karena memang dilihat dari pertumbuhan ekonomi diwilayah masih kecil, jadi banyaknya anak-anak masuk ke PT masih kecil sekali bahkan mengalami kemunduran.
Berdasarkan data yang dimilikinya, dari 2014 angka partsipasi sekolah 19%, sekarang sekira 13%. Mengalami penurunan. Fatktornya karena pertumbuhan ekonomi kurang bergairah juga karena pandemic COVID-19. Ini terjadi bukan hanya di Ciayumajakuning tetapi hampir merata di seluruh Indonesia makanya peran-peran pemerintah sangat penting.
“Ia berharap untuk mengantisipasi angka partisipasi, kedepan di Indramayu ada PTN dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” harap Ujang.
Menurutnya, kalau dibilang layak, Unwir sebenarnya lebih layak dari Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) saat pengajuan penegerian waktu itu. Unwir saat ini sudah ada puluhan dosen bergelar S2, S3 (dotor) belum lagi sekira 26 sedang mengikuti pendidikan S2. “Melihat data itu, sebenarnya Unwir sudah layak menjadi negeri,” kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Ciayumajakuning ini.
Ia mengaku di tingkat internal tidak ada problem karena pihaknya sudah mensosialisasikan ke dosen, mahasiswa dan karyawan dan tidak usah khawatir walaupun menjadi negeri karena pemerintah bisa menggunakan tenaga PPPK. Intinya, langkah penegerian sedang diproses hanya masih terbentur moratorium PTS men jadi PTN.
Menurutnya, meski pihaknya belum bertemu dengan Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustina namun ia berkeyakinan akan disetujui karena bupati kelihatannya sangat awareness atau punya perhatian terhadap SDM. “Itu merupakan isu startegis di Indramayu dan sejalan dengan visi Indramayu Bermartabat. Karena pendidikan salahsatu upaya untuk meningkatkan martabat kita. Dan saya yakin ibu bupati akan apresiasi,” tandas dia optimis.
Ia tidak menampik awalnya tidak mau menjadi negeri dan hal tersebut sudah disepakati bersama di internal. Alasannya karena Unswagati sedang proses penegerian. Nah, ketika Unswagati tidak jadi negeri, Unwir mulai diributkan untuk segera mengusulkan menjadi negeri. “Dan sejak saat itu panitia penegerian langsung dibentuk,” beber Ujang. (saprorudin)