Indramayu, PN
Pandemi corona virus disease 2019 sejak pertengahan Maret hingga Desember 2020, selain berdampak pada kesehatan manusia juga melemahnya perekonomian masyarakat termasuk para pemilik hotel dan restoran di Indramayu. Pasalnya imbas pandemi itu, jumlah pengunjung mengalami penurunan cukup signifikan hingga 70 persen.
Ketua DPC Perhimpunan Hotel dan Reatoran Indonwaia (PHRI) Kabupaten Indramayu, Hj. Ellyawati Karno mengatakan, para pemilik hotel dan restoran yang tergabung di dalam PHRI kota mangga mengeluhkan tidak adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah (Pemda) tentang keringanan atau penurunan pajak daerah selama pandemi Covid-19.
Karena PHRI juga trrkena dampak sementara kebijakan pemda untuk mengurangi pajak daerah tidak ada kata dia, imbasnya dengan sangat terpaksa mengurangi jumlah karyawan, bahkan tidak sedikit restoran yang terpaksa tutup.
“PHRI menginginkan adanya kebijakan keringanan atau penurunan pajak daerah selama pandemi Covid-19. Intinya, pajak daerah yang dikeluarkan selama pandemi Covid-19 sangat membebani para pemilik hotel maupun restoran, kami sangat bersyukur manakala Pemda bisa meringankan bahkan menghapus pajak daerah selama pandemi Covid-19. Penghapusan pajak daerah masa pandemi Covid-19 kepada pemilik hotel maupun restoran, telah dilaksanakan dibeberapa daerah,” jelas Manager Hotel Wiwi Perkasa Indramayu ini disela-sela sinergitas dengan PWI Indrmayau di Aula Hotel Wiwi Perkasa Indramayu, Sabtu (12/12).
Sementara itu, Ketua PWI yang juga Wakil Ketua PHRI setempat, Dedi Mushashi berharap, pihak PHRI dapat memberikan berbagai informasi kepada para awak media seputar perkembangan yang dialaminya, sehingga informasi tersebut dapat disampaikan ke publik, salah satunya, persoalan pajak daerah dimasa pandemi Covid-19 yang dinilai cukup membebani para pemilik hotel dan restoran.
Dedi menyebutkan ada beberapa informasi yang belum diketahui publik, misalnya beberapa karyawan Hotel Wiwi yang terdampak Covid-19 dan memperoleh bantuan dari BPJS sebesar Rp 2,4 juta perorang, bantuan paket sembako dari Kemensos RI.
“Melalui sinergitas ini, publik akan tahu perkembangan yang terjadi di dalam tubuh PHRI,” sebutnya. (01/san)