Indramayu,PN
Para petani di Indramayu, mengeluhkan harga gabah panen April 2021 ini, menurut jika dibanding pada panen sebelumnya yang bisa mencapai Rp. 500.000,-/kwintal gabah kering pungut sementara kali ini harga gabah kisaran Rp.350.000,- s.d Rp.400.000,-/kwintal gabah kering pungut (GKP).
Penurunan harga gabah ini, diperkirakan dipengaruhi dengan kondisi musim panen yang berlangsung hampir merata di sejumlah wilayah, selain kondisi gabah yang kurang baik karena pengaruh cuaca saat panen.
Seperti diungkapkan Wasdi, 65 petani Desa Plumbun Kec.Indramayu, panen padi kali ini meski pada kondisi bulan Ramadhan namun tidak terjadi lonjakan permintaan pasar untuk beras, sehingga tidak mempengaruhi harga gabah ditingkat petani. Selain itu hujan yang kerap mengguyur saat panen menyebabkan kondisi gabah kurang bagus saat digiling.” Waktu panen kadang hujan mengguyur, sehingga bepengaruh pada kualitas gabah saat di giling, selain memang hal ini dipengaruhi pula dengan belangsungnya panen di sejumlah wilayah,” tutur dia.
Meski demikian, panen padi yang belangsung di bulan Ramadhan tidak mengurungkan niat sejumlah buruh “derep” alias panen yang menyerbu lahan sawah yang siap panen. Seperti diungkapkan Ari,26 salah seorang buruh panen, ditengah kondisi ekonomi yang sulit terlebih dibulan Ramadhan yang mendorong naiknya kebutuhan pokok jelas sangat membantu perekonomian masyarakat.” Lumayan mas, ditengah meningkatnya kebutuhan hidup, usaha derep atau panen padi sangat membantu meski memang menguras tenaga ditengah puas, namun hasilnya cukup lumayan,” ungkapnya.
Setiap penderep dalam sehari mendapatkan lebih dari 50 Kg gabah kering pungut sebagai gabah “catu” kalau diuangkan bisa mendapatkan Rp.250.000 s.d Rp.300.000,- dengan perhitungan dalam setiap 50 Kg gabah maka akan didapatkan beras seberat 38 Kg dengan rata rata harga perkilogramnya mencapai Rp.10.000,-, jumlan yang cukup lumayan ditengah sulitnya ekonomi saat ini.
Bedasarkan pemantauan Pelita News dilapangan, proses panen belangsung di sejumlah wilayah di kecamatan Sindang berlangsung di Desa Wanantara, Terusan dan Desa Kenanga, sedangkan di wilayah Lohbener panen berlangsung di Desa Kiajaran, Larangan, Pangkalan di wilayah Kecamatan Balongan beberapa desa yang tengah panen diantaranya di Desa Sudimampir, Tegalurung dan Desa Rawadalem sementara di beberapa wilayah lainnya, proses panen ada yang sudah selesai bahkan banyak wilayah yang kini sudah mempersiapkan tanam gadu 2021. Para petani sengaja melakukan proses tanam gadu lebih cepat dengan harapan kondisi air bagi pengairan selama proses tanam masih dianggap cukup.” Air di sungai masih ada, sehingga selesai panen rendeng,kita langsung persiapan tanam gadu, diharapkan proses pertumbuhan padi masih tertolong dengan masih tesedianya air sisa musim tanam rendeng,” tutur Wardi Kasim , petani Desa Nunuk Kec.Lelea.
Terlepas dari persoalan harga yang kurang menguntungkan bagi petani, namun panen di bulan ramadahan ini, jelas merupakan berkah tesediri bagi para petani, hasil panen kali ini setidaknya bisa membantu petani menghadapi lebaran dengan segudang kebutuhan yang menunggu.” Ya Allhamdulilah, panen kali ini belangsung di bulan puasa, biasanya kebutuhan kan meningkat apalagi menjelang lebaran idul fitri maka kebuthan jelas akan jauh lebih banyak dibanding pada bulan-bulan biasa,” pungkas Wardi.**(ichsan).