Indramayu,PN
Rusaknya sejumlah bilik penyemprotan desinfektan di sejumlah dinas instansi, kantor – kantor kecamatan dan puskesmas di kabupaten Indramayu, dikeluhkan sejumlah pihak. Proyek yang diketahui sebagai bagian dalam pencegahan penyebaran covid 19 yang dilaksanakan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu menelan anggaran Rp. 2,7 miliar dengan menyediakan 125 unit plus sarana cuci tangan terrsebar disejumlah wilayah.
Dilaporkan kerusakan terjadi pada pompa air, sensor, travo dan kebocoran pipa menyebabkan tidak berfungsi secara maksimal. Proyek yang dianggarkan setiap unit menelan dana Rp.15 juta, sempat membuat pertanyaan sejumlah pihak.
Perwakilan PT Sumber Karya Sarana (SKS) Broto , menyatakan bertanggung atas adanya kerusakan bilik desinfektan tersebut karena masih dalam masa pemeliharaan,” Kami bertanggungjawab untuk melakukan upaya perbaikan sejumlah kerusakan, karena masih dalam masa pemeliharaan, bahkan hingga persoalan pandemi covid 19 ini selesai,” tandas dia.
Pihaknya sangat berharap dinas/instansi atau lembaga yang menggunakan bilik desinfektan PT SKS agar secara proaktif melaporkan bila adanya kendala atau kerusakanm sehingga bisa segera dilakukan perbaikan.”sangat disayangkan, kalau ada kerusakan dinas terkait tidak segera melaporkan ke pihak BPBD atau ke PT SKS, sehingga teknisi kami bisa langsung melakukan perbaikan,” jelas Broto.
Sementara itu pihak BPBD Indramayu DR.Caya Toha menjelaskan penyediaan alat penyemprotan berupa bilik desinfektan tersebut dilakukan melalui pihak ke tiga, sehingga semua kerusakan masih tanggung jawab perusahaan tersebut. Bentuk penyediaan bilik berupa tangki penampung desinfekatan (torn) berkapasitas 300 liter, slang , waterpomp, sensor dan bilik berupa rangka besi ringan dan plastik pelindung. Selain itu juga peyediaan temnpat cuci tangan (handseniteser ) yang dipergunakan sebagai rangkaian protokol selain masyarakat wajib menggunakan masker.” Upaya ini merupakan langkah pemkab Indramayu dalam menekan penyebaran pandemi corona di wilayah, namun semua juga kembali pada tanggungjawab bersama untuk menjaga pasilits tersebut, termasuk segera melaporkan bila ada kerusakan jangan dibiarkan begitu saja,” jelas dia.
Sangat disayangkan, selama ini masih banyak dinas/instansi yang kurang peduli dalam standa operasional seperti harus selalu tersedianya air di tangki penampungan bila mesin beroperasi, namun kenyataan dilapangan tidak sedikit yang dibiarkan kosong, padahal stok desinfektan sudah di drop ke dinas/instansi kecamatan maupun puskesmas penerima bilik desinfektan.”Kasusnya dilapangan kerusakan diakibatkan kondisi tangki yang kosong, sehingga mesin mengalami kerusakan karena posisinya pompa hidup, sehingga mengakibatkan konsleting listrik,” tutur dia.**( san).