Oleh : Jeremy Huang (Pegiat Sejarah Tionghoa)
Cirebon, PN
Makanan tidak hanya berfungsi untuk mengenyangkan perut dan asupan nutrisi saja. Di dalam makanan terkandung makna kehidupan yang sangat dalam. Untuk itu, masyarakat Tionghoa memiliki menu masakan atau makanan tertentu yang disesuaikan dengan momennya. Seperti menyambut malam Tahun Baru Imlek, sejumlah makanan wajib disantap bagi keluarga Tionghoa dalam pergantian malam Tahun Baru Imlek. Imlek 2572/2021 jatuh pada 12 Februati 2021. Makanan yang disajikan di meja sembahyang dan disajikan dalam malam sebelum imlek diantaranya adalah :
-
Mie sebagai lambang panjang umur mengharapkan di tahun baru supaya umur panjang.
-
Bung (Rebung yaitu Bambu muda yang dimasak menggunakan ebi (udang kecil) atau telur. Bung atau rebung merupakan tunas muda sebagai lambang tumbuhnya harapan baru. Telur melambangkan awal titik kehidupan.
-
Makanan Sam Seng di Malam Imlek sebagai lambang 3 kehidupan yaitu darat, laut dan udara. Ayam atau bebek yang dimasak mewakili simbol udara, babi atau sapi yang dimasak mewakili simbol darat. Ikan Bandeng atau Gurami mewakili simbol air. Gurami juga lambang kemakmuran
-
Buah Srikaya, Jeruk Ponkam atau Santang, melambangkan kemakmuran dan kelimpahan rejeki. Karena jeruk ponkam berwarna kuning lambang kemakmuran. Selain sam seng dan ngo seng ada juga satu tradisi Imlek bernama yu sheng yang dilakukan pada malam Imlek. Yu sheng menjadi simbol keberuntungan dan kemakmuran di tahun baru.
-
Dodol Keranjang mengandung arti memiliki harapan yang manis di tahun yang akan datang.
-
Manisan buah buahan memiliki juga harapan untuk menikmati hidup yang manis.
Dalam tradisi yu sheng, masyarakat Tionghoa akan mencampurkan beragam jenis sayuran dan bumbu. Setelah dicampurkan, bahan makanan tersebut akan diangkat tinggi-tinggi ke udara menggunakan sumpit oleh setiap orang.
Di meja sembahyang juga biasanya ada batang tebu yang diikat jadi satu tujuannya memiliki harapan baru yang manis.(Regi)