Indramayu, PN
KPU RI menggelar simulasi nasional pemungutan dan penghitungan suara serta penggunaan sirekap (P2S) di tingkat TPS pada Pemilihan Serentak 2020 dengan protocol kesehatan pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang dilaksanakan secara serentak di 270 kabupaten/kota/provinsi salahsatunya dilaksanakan oleh KPU Indramayu Jawa Barat di TPS 08 Desa Singaraja Kecamatan/Kabupaten Indramayu Sabtu, (21/11).
Simulasi itu untuk memastikan pelaksanaan P2S di tingkat TPS pada Pemilihan Serentak 2020 dipahami masyarakat. Pada simulasi nasional itu tingkat kehadiran pemilih cukup menggembirakan karena mencapai 90 persen.
Ketua KPU Indramayu, Ahmad Toni Fatoni melalui Ketua Divisi Teknis Penyelenggara, Fahmi Labib mengatakan tingkat kehadiran pemilih cukup menggembirakan karena angkanya mencapai kisaran 90 persen. Tingginya partisipasi itu berkat usaha pihaknya dalam melakukan sosialisasi pemilihan di tengah pandemi secara kontinyu ke berbagai lapisan masyarakat.
“Dari 414 pemilih yang terdaftar di TPS 8 Desa Singaraja yang tidak hadir ada 44 orang. Total kehadiran 370 pemilih atau sekitar 90 persen,” kata dia usai simulasi.
Dalam simulasi P2S itu katanya, protocol kesehatan (prokes) COVID-19 diterapkan dengan ketat dan dilengkapi dengan 12 poin. Ke-12 poin itu meliputi, tempat cuci tangan dan sabun, hand sanitizer, sarung tangan plastik untuk pemilih, sarung tangan medis untuk KPPS, masker, tempat sampah, face shield, alat pengukur suhu, disinfektan, alat tetes tinta, baju hazmat dan ruang khusus bagi pemilih bersuhu 37,30 derajat Celsius atau sedang isolasi mandiri.
“Baju hazmat dalam simulasi itu dipakai oleh petugas KPPS karena ada dua orang pemilih yang sedang melaksanakan isolasi mandiri. Saat itu, petugas KPPS dengan memakai baju hazmat mendatangi ruang khusus sambil membawa kertas suara, tinta dan lainnya sementara para saksi dan PKD mendampingi dari jauh. Kemudian usai surat suara di coblos dengan pulpen yang dibawah sendiri oleh pemilih dibawa kembali dan dimasukan ke dalam kotak suara,” beber Labib sapaan akrabnya.
Ia berharap semoga tidak ada kluster baru. “Kalau simulasi secara nasional ini tidak ada cluster baru terkait pandemic COVID-19 berarti kita berhasil melaksanakan P2S dengan protocol kesehatan,” harapnya.
Labib juga mengucapkan rasa syukur karena dengan berbagai usaha pihaknya telah menyukseskan simulasi nasional termasuk pengiriman hasil pemungutan dan penghitungan suara melalui aplikasi system rekapitulasi hasil penghitungan suara (sirekap). “Aplikasi sirekap sebenarnya sangat simple, sederhana dan itu bisa mengurangi segala hal yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak diinginkan,” sebutnya.
Labib membenarkan simulasi P2S ini merupakan uji coba penggunaan sirekap. Hasil pungut hitung tadi kata dia sukses di kirim ke server KPU RI.
“Tanggal 24-26 November kita juga akan menggelar simulasi langsung oleh KPPS tapi bukan simulasi P2Snya. Kalau simulasi nasional saat ini lengkap ada pemungutan dan penghitungan suara juga penggunaan sirekapnya,” beber dia.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Indramayu, Nurhadi mengatakan simulasi nasional ini merupakan yang kesekian kalinya. Hal itu untuk memastikan kalau masyarakat sudah terbiasa dalam proses pungut hitung atau P2S di masa pandemi COVID-19 ini.
Menuruntya, tentu ada perbedaan dalam menggunakan hak pilih di masa pandemi saat ini dengan pemilihan sebelumnya karena masyarakat harus mengikuti sesuai aturan protokol kesehatan.
‘Dengan simulasi nasional ini diharapkan selain masyarakat bisa memahami perbedaan antara pemilihan di masa pandemi dengan sebelum pandemi juga dapat meningkatkan angka partisipasi pemilih,” harapnya. (01/san)