Kabupaten Cirebon, PN
Adanya program yang diduga diajukan oleh pihak SMPN 1 Arjawinangun Kabupaten Cirebon, kepada komite sekolahnya untuk pembangunan lantai dua dengan melakukan dak beton dengan tujuan ketika adanya program dari pemerintah pihak sekolah telah menyiapkan lahan yang sudah di dak beton. Tepatnya Dibulan November pihak sekolah mensosialisasikan programnya tersebut dengan pihak Komite dan orang tua siswa kelas VII dan VIII siswa SMPN 1 Arjawinangun dan terjadilah musyawarah saat itu dengan kesepakatan nilai dari orang tua siswa yang menyetujui saat itu. Anehnya setelah kesepakatan terjadi diduga pihak Ketua Komite SMPN 1 Arjawinangun tidak dilibatkan untuk penggalangan dana ke orang tua siswa maupun terkait pelaksanaan pembangunan dak beton yang dilaksanakan secara swadaya itu.
Menurut Lukmanul Hakim Kepala SMPN 1 Arjawinangun ketika ditanyakan terkait mekanisme pengambilan dana kepada orang tua siswa hingga pembangunan dak beton kamis (19/05) menjelaskan, pihaknya saat itu bersama dengan komite sekolah mensosialisasikan dan memusyawarahkan terkait program sekolah untuk dak beton di atas tiga ruang, yang rencananya dak beton tersebut akan dijadikan ruang kelas ketika.
“Dibulan November 2021 sosialisasi dan musyawarah dan pembangunan di Februari 2022,”jelasnya
Lebih lanjut Dia sampaikan, rencana anggaran yang dibutuhkan untuk dak beton tersebut sebesar Rp.300 juta akan tetapi setelah diminimalisir akhirnya pembangunan dak beton itu Rp.250 juta, akan tetapi sebelumnya pihak Komite SMPN 1 Arjawinangun bersama pihak sekolah diduga akan mengenakan kesetiap orang tua siswa kelas VII dan VIII Rp.500 ribu akan tetapi setelah hasil negoisasi antara orang tua siswa dengan komite sekolah disepakati angka Rp.350 ribu persiswa.
“anggaran awal Rp. 300 juta tapi setelah diminimalisir jadi Rp 250 juta, dan awalnya kami ajukan Rp. 500 tapi setelah negosiasi sepakat Rp. 350 persiswa,”lanjutnya.
Lukmanul Hakim tambahkan, dari jumlah siswa sekitar 700 an, Dia ucapkan tidak semua siswa akan dikenakan sumbangan tersebut akan tetapi ada subsidi silang bagi siswa yang tidak mampu.
“siswa 704, dan semuanya tidak dikenakan semua, pasti ada subsidi buat yang tidak mampu, kalau misalkan masuk semua Rp.210 juta, dan yang terkumpul baru Rp.105 juta,”tambahnya.
Dengan anggaran yang ditargetkan hanya Rp.210 dari hasil penggalangan dana dari orang tua siswa untuk pembangunan dak beton di SMPN 1 Arjawinangun, Lukmanul Hakim beberkan hingga saat ini pihaknya untuk mencapai target pembangunan harus melakukan hutang kepada pihak toko material yang mempercayainya, dan Dia juga katakan dengan anggaran yang dibutuhkan Rp.250 juta dan ketika ada kekurangan anggaran pihaknya sampaikan akan menggunakan uang yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Uang yang terkumpul baru Rp 105 juta, kami juga sampai hutang ke toko material, tapi Alhamdulillah kalau bayar tukang semua sudah dibayar, nanti kurangnya kami akan gunakan dana BOS,”bebernya.
Lukmanul Hakim paparkan, mekanisme pengumpulan dana tentunya pihak komite sekolah yang akan mengumpulkan dan memungutnya, selain itu Dia juga secara tegas katakan bahwa pembangunan tersebut juga dilaksanakan oleh Komite SMPN 1 Arjawinangun.
“yang melaksanakan pembangunan Komite dan yang memungut dana juga Komite,”paparnya.
Lukmanul Hakim paparkan kembali terkait pelaporan pelaksanaan pekerjaan dan keuangan akan disampaikan kepada pihak Komite SMPN 1 Arjawinangun setelah selesai pekerjaan dak beton.
“nanti kalau sudah dilepas semua papan cornya, kami akan melaporkan terkait hasil pekerjaan dan keuangannya,”papar Lukmanul Hakim.
Terpisah, Maskari Ketua Komite SMPN 1 Arjawinangun ketika diwawancarai Harian Pelita News menampik apa yang disampaikan Lukmanul Hakim terkait pelaksanaan dak beton di SMPN 1 Arjawinangun, Maskari dengan tegas ungkapkan pelaksanaan pembangunan dak beton diduga tidak melibatkan Ketua Komite Sekolah, Dia ucapkan pembangunan tersebut semuanya pihak sekolah yang melaksanakan.
“yang jelas bukan komite sekolah yang melaksanakan, itu yg hadir saat ngecor bendahara komite,”tegasnya.
Bukan hanya itu, mengenai mekanisme pengumpulan dana untuk dak beton, Maskari ucapkan diduga semuanya staf dari sekolah yang melakukan pengumpulan dana dari orang tua siswa.
“melalui staf sekolah, komite tidak pernah menerima duit,”ucapnya.
Atas perbuatannya itu Maskari juga siap dipertemukan dengan pihak sekolah, ketika pernyataan yang disampaikannya kepada Harian Pelita News tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
“bila perlu adukan dan pertemukan dengan Komite Sekolah,”pungkasnya.(Sur)