Indramayu,PN
Cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini, menyebabkan usaha budidaya udang dan bandeng, teracam stress yang dibarengi dengan kematian baik ikan bandeng maupun udang.
Menurut pengusaha tambak di Blok Kewista Desa Totoran Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu, cuaca yang panas terik tiba-tiba hujan menyebabkan kondisi oksigen di areal tambak berubah drasris sehingga menyebabkan udang maupun bandeng stress.” Kalau ditengah panas tiba-tiba hujan, maka kondisi ini menyebabkan udang maupun bandeng yang dibudidaya mengalami stress, dan bisa mengakibatkan kematian, sehingga merugikan petani tambak.” tutur Edi,42 petambak desa setempat.
Bagi pengusaha tambak baik udang maupun bandeng, bisnis budidaya ini cukup rentan dengan ancaman gagal panen, tidak hanya akibat serangan penyakit, namun juga disebabkan cuaca ekstrim yang melanda kawasan pantai utara saat ini.
Dikabupaten Indramayu terdapat usaha pertambakan yang sudah lama digeluti warga sekitar kawasan pesisir pantai yang terbentang mulai dari wilayah pesisir Sukra hingga wilayah Kecamatan Krangkeng yang berbatasan dengan Cirebon. Ribuan lahan tambak yang selama ini merupakan andalan masyarakat di sekitar kawasan pantai, selain usaha penangkapan ikan yang dilakukan ribuan nelayan.
Wilayah kecamatan yang memiliki potensi pertambakan diantaranya Kecamatan Krangkeng, Karangampel, sebagian Juntinyuat, Indramayu, Sindang, Pasekan, Cantigi, Kandanghaur, Losarang dan wilayah Kecamatan Sukra.” Pada kawasan ini, banyak warga pesisir pantai yang mengandalkan usaha pertambakan ikan seperti udang dan bandeng, meski tidak sehebat pada erat 90 an yang menjadikan usaha budidaya udang sebagai primadona bagi masyarakat, namun usaha ini masih menjadi harapan bagi masyarakat disektar pantai,” tutur Camat Kandanghaur H.Iim Nurochim kepada Pelita News.
Persoalan lain yang kerap menjadi masalah ditengah kondisi kemarau adalah jaminan ketesediaan air payau untuk kebutah salinitas dan Ph air yang ideal dalam budiaya. Pada kondisi musim panas biasanya sumber air dari sungai kurang mencukupi, sehingga banyak petambak yang tepaksa mengisi tambak mereka dengan kadar air yang terlalu asin, hal ini dianggap tidak baik bagi kegiatan budidaya baik udang maupun bandeng.”Selain kondisi cuaca ekstrim seperti panan yang sangat tinggi, merupakan salah satu faktor ancaman kematian udang maupun bandeng, disamping ketesediaan air tawar di areal untuk mengetur Ph dan kadar garam, pada kondisi ideal bagi budidaya,” ungkap Mujino, 46 petani tambak Desa Tanjakan Kecamatan Karangampel.
Ia menambahkan, untuk mengurangi tingkat kematian udang maupun bandeng bisanya petani tidak melakukan proses tanam padat, bila selama ini penanaman bisa mencapai 80.000 hingga 200.000 ekor bibit , maka dalam kondisi cuaca kurang bersahabat biasanya petani menanam 50.000 s.d 60.000 ekor dalam setiap hektarnya.” Kebanyakan petani tak berani tanam padat, kalau tidak mengguakan pola intensif dengan menggunakan kincir oksigen, mereka milih tanam dengan kepadatan sedang, untuk mengurangi resiko gagal panen,” pungkas dia.**(ichsan).