Kabupaten Cirebon, PN –
Banjir kepung puluhan rumah diblok Posong desa Arjawinangun kecamatan Arjawinangun dan fasilitas bangunan milik pemda kabupaten Cirebon, seperti kantor kecamatan Arjawinangun, KUA Arjawinangun serta gedung kosong bekas UPT. Bina marga.
Kondisi banjir pada ruas jalan pahlawan ini, sudah menjadi langganan banjir ketikah musim hujan tiba. Bahkan, dikeluhkan oleh masyarakat sekitar terdampak dan pegawai kantor kecamatan dan KUA sampai saat ini belum ada penanganan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Cirebon.
Salah satu warga Heru (27) terdampak banjir saat dikonfirmasi mengatakan, memang kejadian banjir ini, sering kali merendam lokasi ini. Ketinggian air mencapai 40-60cm, posisi rumah saya kebetulan di depan kantor kecamatan Arjawinangun paling pertama terkena dampak banjir, karena jarak 8 meter dari bibir irigasi, katanya.
Penyebab banjir dikarenakan adanya aktivitas para pengusaha steam mobil/motor sepanjang jalan pahlawan membuat bangunan dak seperti jembatan diatas irigasi untuk usahanya dan membuang limbah pasir secara langsung kealiran irigasi, dampak aktivitas tersebut mejadi pendangkalan pada aliran irigasi ketika musim hujan air meluap kejalan masuk ke pemukiman warga sekitar blok Posong. Tuturnya.
Walaupun, bajir cepat surut dalam kurun waktu 2-3 jam membuat tidak nyaman bagi kami dengan kondisi tersebut. Dan berharap adanya solusinya untuk penangan banjir dilokasi ini. Harapannya.
Seraya dikatakan, dori (49) warga blok posong, tidak aneh kondisi banjir disini, kalau musim penghujan datang. Karena disini tanah cekungan, air kiriman dari BTN Caruban yang posisinya tanah tinggi dan gorong-gorong pembuangan air diirigasi ke sungai besar sangat kecil, dan dangkal.
Banyak Kendaran roda dua yang nekat menerobos banjir banyak yang mogok. Jl. Pahlawan ini, salah satu akses jalan penghubung dari desa Arjawinangun ke pasar sandang tegalgubuk atau tembus jalan Pantura Cirebon-jakarta. Kalau, kegiatan normalisasi atau perbaikan irigasi. Kondisi, seperti ini. Membuat kurang nyamam bagi masyarakat sekitar terdampak dan was-was ada hewan melata atau ular yang masuk kedalam rumah, tuturnya.
Dia juga berharap agar pemerintah daerah kabupaten, melalui desa atau pihak kecamatan Arjawinangun bisa mencari solusi terbaik untuk kejadian seperti ini. Papar@ (APIP)