” Kekeringan kini melanda lahan pertanian di Kabupaten Cirebon, tentunya akan berdampak pada gagal panen padi, terutama lahan pertanian di wilayah Kecamatan Gegesik sekitar 4000 hektar, yang kini wilayah Gegesik sudah diandalkan sebagai lumbung pangan di Jawa Barat”.
Pelita News | Kabupaten Cirebon.- Ribuan hektare lahan pertanian padi di Kecamatan Gegesik terancam gagal panen. Pasalnya, daerah yang sudah ditetapkan sebagai salah satu lumbung pangan tersebut dilanda kekeringan ekstrem.
Ya, sekitar 4000 hektare lahan pertanian diwilayah tersebut dilanda kekeringan. Padahal saat ini tanaman padi di laham seluas 4000 hektare tersebut dalam fase pertumbuhan yang masih sangat memerlukan air. Sehingga jika suplai air kurang maka dikhawatirkan berdampak pada kondisi gagal panen.
Hal tersebut terungkap pada Reses III Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Bambang Mujiarto ST di Desa Panunggul Kecamatan Gegesik, kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Bambang sempat berdialog dengan beberapa perwakilan masyarakat, baik dengan perwakilan petani maupun dengan beberapa kuwu di Kecamatan Gegesik.
Menurut pria asal Desa Bakung Kidul tersebut, hidup matinya sebuah bangsa, kelangkaan pangan bisa membuat sebuah negara chaos. Oleh karena itu, keberlangsungan pangan dan ketersedian pangan harus dijaga agar Indonesia berdaulat pangan.
“Pangan adalah hal yang penting, Indonesia harus menjadi Negara yang berdaulat pangan, tidak bergantung kepada Negara lain untuk urusan pangan, oleh karena itu, cita-cita ini harus diwujudkan oleh semua elemen, dari pemerintah, masyarakat khususnya para pahlawan pangan dalam hal ini petani,”ujarnya.
Namun kata dia, tidak ada yang instan, semuanya tentu butuh proses, merubah mindset dan pola pikir sehingga potensi produktifitas pertanian bisa ditingkatkan.
“Lahan pertanian kita terus berkurang, dsri mulai terkikis pembangunan, alih fungsi dan lainnya. Maka lahan pertanian yang ada harus kita jaga dan kita pertahankan,”imbuhnya.
Untuk mengatasi kondisi kekeringan kata Bambang tidak bisa dilakukan secara parsial, butuh sinergitas sesuai peran dan fungsinya seperti untuk persoalan sungai harus bagus, petani juga melakukan tanam sesuai dengan arahan pemerintah dengan melihat waktu tanam serta langkah-langkah lain yang bisa dilakukan oleh petani baik untuk persoalan benih, pupuk dan hal-hal lainnya.
“Tentu dari hasil pertemuan ini , semua masukan dan saran akan saya bawa ke Provinsi agar bisa didorong untuk pengembilan langkah – langkah strategis agar persoalan kekeringan yang sering terjadj setiap tahun bisa teratasi, Pemprov juga baik PSDA maupun Dinas Pertanian akan kita minta turun melihat langsung kondisi yang ada,”paparnya.
Sementara itu, Kuwu Desa Gegesik Wetan, Gofari dalam kesempatan tersebut menyampaikan Gegesik harus menjadi skala prioritas. Pasalnya, sudah bertahun- tahun wilayah Gegesik selalu dipanda kekeringan disaat musim kemarau.
“Gegesik harus menjadi skala prioritas, kalau wilayah kita ditetapkan sebagai lumbung pangan maka pemerintah juga harus berkomitmen menjamin dan memastikan ketersedian air untuk petani,”jelasnya.
Saat ini kata Gofari, pata petani diwilayah Gegesik harap-harap cemas dengan kondisi yang terjadi saat ini. Ia berharap dengan kedatangan anggota DPRD Provinsi kewilayahnya bisa memberikan solusi dan membawa perubahan yang positif untuk para petani di Gegesik.
“Besar harapan kami kepada mas Bambang bisa membantu mendorong perubahan yang lebih baik sehingga para petani bisa maksimal dalam meningkatkan produktifitas pertanian, khususnya program tata kelola air agar dampak kemarau bisa diminimalisir,”katanya.
Terpisah, Camat Gegesik Tri Angga kepada Radar menjelaskan penyebab awal kekeringan yang terjadi akibat kemarau panjang yang terjadi saat ini.
Selain itu, Debit air yg menjadi jatah untuk wilayah pertanian di Gegesik khususnya wilayah Jagapura sangat kurang.
“Sehingga kondisi saat ini mayoritas lahan pertanian di Gegesik, khususnya di Jagapura saat ini masih belum bisa dilakukan tanam sekitar 650an Hektar berada di wilayah Jagapura. Sementara yang terancam gagal panen ada 4000 hektare,”ungkapnya. @ Bams