Cirebon,(PN).-
Seorang Balita Perempuan berusia 4 tahun, warga Kecamatan Pamengkang, Kabupaten Cirebon, Jabar, koma setelah digigit ular berbisa. Hingga saat ini, Bocah mungil tersebut masih menjalani perawatan intensif di ruang
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSD Gunung Jati, Kota Cirebon. Rabu (13/02/2020).
Data yang dihimpun Pelita News melalui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni menyebutkan peristiwa nahas yang menimpa bocah itu terjadi pada Sabtu (8/2) , saat bermain didekat rumahnya kaki bagian telapak nya digigit ular berbisa.
“Kondisinya masih koma. Ada dua gigitan di telapak kakinya. Ini kasus pertama untuk gigitan ular berbisa. Sebelumnya ada, tapi bisanya tidak seperti ini,” kata Enny saat dikonfirmasi Pelita
Tim medis belum bisa memastikan jenis ular berbisa yang menggigit bocah tersebut. Karena kondisi pasien belum membaik, Enny dan pihak rumah sakit sepakat mengundang dokter spesialis emergency dari WHO yang bertugas di Kemenkes, yaitu Tri Maharani.
“Kami juga sekalian mengumpulkan dokter-dokter di puskesmas untuk mengikuti sosialisasi tentang penanganan pertama terhadap korban gigitan ular. Pembicaranya dokter Tri,” katanya.
Selain menyiapkan tenaga medis yang kompeten, dia telah menyiapkan serum penawar racun bisa saat terjadi kasus yang sama. “Ada 100 vial serum untuk bisa,” ucap Enny.
Ia menambahkan pelatihan penangan kasus gigitan ular berbisa diprioritaskan pada sejumlah dokter fungsional yang bertugas di puskesmas terdampak banjir, yakni Kaliwedi, Susukan, Bunder, Pangkalan, Ciledug, dan Babakan. Kemudian wilayah Astanalanggar, Gembongan, Losari, Mundu, Gunungjati, Jagapura, dan Waled.
Selain itu, Enny mengimbau agar masyarakat tak panik dan sigap membawa korban ke puskesmas terdekat ketika menangani kasus gigitan ular. Pertolongan pertama pasti dilakukan oleh petugas medis
“Sebenarnya dokter-dokter ini sudah ada ilmu tentang penanganan pertama. Tapi ada perbedaan penanganannya dengan yang disampaikan dokter Tri,” kata Enny (DHA).